Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS METRO

Percepat Penanganan "Stunting", Dinkes DKI Jakarta Targetkan Tak Ada Kasus Baru

Kompas.com - 07/06/2024, 15:12 WIB
Mikhael Gewati

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com – Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting di Jakarta masih di bawah angka nasional, nomor dua terendah di Indonesia. Pada 2022 tercatat sebesar 14,8 persen, sedangkan pada 2023 mencapai 17,6 persen.

Karena itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta menempuh berbagai strategi untuk mempercepat penanganan stunting.

“Kami melakukan intervensi spesifik dan intervensi sensitif yang dijalankan secara konvergen, holistik, integratif, serta berkualitas, melalui kerja sama multisektor,” kata Kepala Dinkes Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Rabu (5/6/2024).

Intervensi spesifik dilakukan sesuai dengan life cycle, mulai dari remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, hingga balita. Dinkes Jakarta memberikan perhatian khusus di setiap tahap ini.

Remaja putri, misalnya, diberikan Tablet Tambah Darah (TTD) dan skrining Hemoglobin (Hb) di kelas 7 dan 10. Sedangkan calon pengantin diberikan edukasi kesehatan dan tata laksana masalah.

“Untuk ibu hamil, kami memberikan pelayanan Ultrasonografi (USG) obstetri dasar terbatas dan Antenatal Care (ANC) di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Petugas juga diimbau untuk memberikan perhatian kepada ibu hamil dalam kondisi Kekurangan Energi Kronis (KEK), dengan memberikan TTD dan tambahan asupan gizi selama hamil,” ujar Ani.

Baca juga: Heru Budi Bertemu Menteri Kesehatan, Bahas Masalah Stunting di Jakarta

Untuk anak usia prasekolah, Dinkes Jakarta memantau pertumbuhan dan perkembangan secara langsung, memberikan obat, serta vitamin A.

“Untuk intervensi sensitif, kami berupaya menjalankan program Kelurahan Bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS),” ucap Ani.

Sementara itu, khusus untuk balita, Dinkes Jakarta fokus meningkatkan cakupan pemantauan pertumbuhannya. Cara ini ditempuh untuk menemukan masalah gizi sedini mungkin.

“Hal ini dilakukan agar tidak terjadi stunting. Selain itu, ada beberapa upaya yang juga akan dilakukan dengan dukungan anggaran,” tutur Ani.

Selanjutnya, balita akan dilacak pula dalam pemenuhan antropometri di semua Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan memelihara yang sudah ada.

Buat balita yang terindikasi stunting, Dinkes Jakarta melakukan Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

“Balita yang weight faltering, underweight, gizi kurang, gizi buruk, dan stunting akan diberikan PMT serta Pangan Keperluan Medis Khusus (PKMK). Untuk menjalankannya, kami juga melibatkan rumah sakit swasta untuk mempercepat akses layanan rujukan balita stunting,” jelas Ani.

Ia menyadari, peran lintas sektor amat penting dalam pencegahan stunting. Terlebih, hal ini juga tertuang dalam Surat Keterangan (SK) Sekretariat Daerah Nomor 59 Tahun 2023 tentang Satuan Tugas Percepatan Penurunan Stunting.

Baca juga: Studi: Suplemen Ikan Gabus Efektif Turunkan Angka Stunting

Karena itu, Dinkes bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (DPPAPP); Dinas Pendidikan (Disdik), Dinas Sosial (Dinsos);Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP), serta Dinas Sumber Daya Air (DSDA) Provinsi DKI Jakarta, agar dapat berkontribusi di bidangnya masing-masing.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Upaya Pencegahan Judi Online di Tubuh Polri, Razia Ponsel Anggota dan Beri Sanksi Pemecatan bagi yang Terlibat

Upaya Pencegahan Judi Online di Tubuh Polri, Razia Ponsel Anggota dan Beri Sanksi Pemecatan bagi yang Terlibat

Megapolitan
Bikin Karcis Parkir RTH Kalijodo hingga Disangka Pungli, Ormas Bilang 'Gate' Otomatis Rusak

Bikin Karcis Parkir RTH Kalijodo hingga Disangka Pungli, Ormas Bilang "Gate" Otomatis Rusak

Megapolitan
Warga Sebut Lampu Tugu Selamat Datang Depok Sering Mati karena Kemasukan Hujan

Warga Sebut Lampu Tugu Selamat Datang Depok Sering Mati karena Kemasukan Hujan

Megapolitan
Harga Tiket Promo Paket Keluarga Jakarta Fair 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Promo Paket Keluarga Jakarta Fair 2024 dan Cara Belinya

Megapolitan
Dharma-Kun Boleh Perbaiki 505.295 Data KTP yang Belum Penuhi Syarat karena Silon Sempat 'Down'

Dharma-Kun Boleh Perbaiki 505.295 Data KTP yang Belum Penuhi Syarat karena Silon Sempat "Down"

Megapolitan
Bareng Gibran, Heru Budi Pantau Pengerukan Lumpur di Kali Semongol Jakbar

Bareng Gibran, Heru Budi Pantau Pengerukan Lumpur di Kali Semongol Jakbar

Megapolitan
Bantah Lakukan Pungli di Samping RPTRA Kalijodo, Perwakilan Ormas Sebut Itu Parkir Resmi

Bantah Lakukan Pungli di Samping RPTRA Kalijodo, Perwakilan Ormas Sebut Itu Parkir Resmi

Megapolitan
Kondisi Tugu Selamat Datang Depok yang Kini Gelap Gulita dan Dicoret-coret

Kondisi Tugu Selamat Datang Depok yang Kini Gelap Gulita dan Dicoret-coret

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 28 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 28 Juni 2024

Megapolitan
Iklan Skincare 'Cerah' Terkait Pilkada Jabar, Bima Arya: Kampanye Harus Beda dan Unik

Iklan Skincare "Cerah" Terkait Pilkada Jabar, Bima Arya: Kampanye Harus Beda dan Unik

Megapolitan
Pasang Billboard Skincare 'Cerah' di Bogor, Bima Arya Akui Terkait Pilkada Jabar

Pasang Billboard Skincare "Cerah" di Bogor, Bima Arya Akui Terkait Pilkada Jabar

Megapolitan
Dijanjikan Komisi dari 'Like' dan 'Subscribe' Youtube, Korban Ditipu Rp 800 Juta

Dijanjikan Komisi dari "Like" dan "Subscribe" Youtube, Korban Ditipu Rp 800 Juta

Megapolitan
Dua Penipu Modus 'Like' dan 'Subscribe Youtube Ditangkap, Dikendalikan WNI di Kamboja

Dua Penipu Modus "Like" dan "Subscribe Youtube Ditangkap, Dikendalikan WNI di Kamboja

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kehadiran Marshel di Pilkada Tangsel Dianggap Muluskan Kemenangan Benyamin Pilar | Akhir Pelarian Ketua Panitia Konser Lentera Festival

[POPULER JABODETABEK] Kehadiran Marshel di Pilkada Tangsel Dianggap Muluskan Kemenangan Benyamin Pilar | Akhir Pelarian Ketua Panitia Konser Lentera Festival

Megapolitan
WNI di Kamboja Jadi Dalang Penipuan 'Like' dan 'Subscribe' Youtube di Indonesia

WNI di Kamboja Jadi Dalang Penipuan "Like" dan "Subscribe" Youtube di Indonesia

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com