Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pengayun "Ombak Banyu" Pasar Malam, Rela Terbentur dan Terjatuh demi Hibur Pengunjung

Kompas.com - 12/06/2024, 11:44 WIB
Baharudin Al Farisi,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai pengayun wahana ombak banyu di pasar malam, Joni (21) dan Ipung (23) menyadari bahwa pekerjaan mereka berisiko tinggi.

Salah satu insiden pahit yang Ipung ingat betul yakni ketika kepalanya terantuk baut ukuran 19 yang terpasang di besi ombak banyu saat dia mengayun wahana tersebut.

“Kena baut pelipis saya, baut ukuran 19. Berdarah, langsung minggir saya,” kata Ipung saat berbincang dengan Kompas.com di Pasar Malam Caglak, Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (11/6/2024).

Bukan hanya terbentur, Ipung dan Joni menganggap, terjatuh saat beratraksi di depan pengunjung juga menjadi makanan sehari-hari mereka.

“Jatuh dari atas. Kan licin, kadang kita jatuh. Pas lagi posisi atraksi, kita enggak sadar, tangan lagi licin,” ucap Joni.

Baca juga: Cerita Pengayun Ombak Banyu Pasar Malam: Rela Tangan Kapalan demi Pengunjung Terhibur

Beruntungnya, berbagai insiden tersebut tak pernah membuat Ipung dan Joni terluka parah sampai patah tulang. Paling-paling, tangan atau kaki mereka terkilir akibat terjatuh.

Dalam kondisi demikian, Ipung dan Joni kerap kali memaksakan diri untuk bekerja. Keduanya merasa tak enak hati dengan pekerja pasar malam lain jika izin kerja untuk beristirahat.

Apalagi, pekerja di pasar malam diupah harian. Hitungannya, 25 persen dari omzet harian pasar malam dibagi jumlah pekerja.

Oleh karena itu, jika wahana sepi peminat dan ada pekerja yang tidak masuk, upah tetap dibagi rata. 

“Walaupun kayak gitu, terkadang kita memaksakan diri. Kalau cedera ringan, bisa kerja lagi, tinggal ke tukang urut,” ujar Ipung.

“Cuma kalau istirahat, kita enggak enak sama teman-teman yang lain. Kalau cedera satu, nanti ditambal sama yang lain, kita kerja wahana yang ringan-ringan,” tambahnya.

Baik Ipung maupun Joni menganggap, besi adalah teman bagi pengayun ombak banyu. Hampir setiap hari tangan mereka bersentuhan dengan besi, pun yang berkarat.

Hal ini menyebabkan para pengayun ombak banyu mengalami telapak tangan kapalan, bahkan kulit terkelupas.

Meski begitu, Ipung dan Joni mengaku senang menjalani pekerjaan ini. Sebab, keduanya bisa menghibur pengunjung pasar malam.

“Kalau dirasa-rasa, ya perih, tapi karena aktivitas, ya sudah. Ini juga memang sengaja enggak pakai plester. Nanti malah lembek kayak tomat busuk,” ucap Joni.

Baca juga: Curhat Pengayun Ombak Banyu: Pekerja Pasar Malam Bukan Berarti Enggak Punya Masa Depan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polda Metro Sebut Judi 'Online' Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Polda Metro Sebut Judi "Online" Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Megapolitan
Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Megapolitan
Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Megapolitan
Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Megapolitan
Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Megapolitan
Kapolda Metro: Judi 'Online' Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Kapolda Metro: Judi "Online" Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Megapolitan
Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Megapolitan
Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi 'Online'

Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi "Online"

Megapolitan
Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Megapolitan
Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Megapolitan
Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Megapolitan
Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Megapolitan
Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Megapolitan
 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com