Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilema Pengayun "Ombak Banyu": Ingin Kumpul Keluarga Saat Lebaran, tapi Harus Tetap Kerja

Kompas.com - 12/06/2024, 12:56 WIB
Baharudin Al Farisi,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri menjadi momen membahagiakan sekaligus menyedihkan buat Joni (21) dan Ipung (23), dua pengayun wahana ombak banyu di pasar malam.

Ketika orang lain berkumpul bersama keluarga di hari raya, setiap tahunnya, Joni dan Ipung harus tetap bekerja menghibur pengunjung pasar malam di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Namun, pada saat bersamaan, keduanya senang lantaran pendapatan mereka waktu Lebaran jauh lebih besar ketimbang hari biasa.

“Yang seharusnya kita di rumah bareng sama keluarga, cuma kita memanfaatkan momen itu benar-benar kita cari duit. Ya dalam hati mah nangis, pengin kumpul,” kata Ipung saat berbincang dengan Kompas.com di Pasar Malam Caglak, Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (11/6/2024).

“Sebenarnya mah kita pengin kayak yang lain, kumpul keluarga, pengin. Cuma kita memanfaatkan momen itu untuk mendapatkan rupiah,” sahut Joni.

Baca juga: Renungan Pengayun Ombak Banyu di Balik Keceriaan Keluarga Pengunjung Pasar Malam

Ipung mengaku, sejak bekerja di pasar malam tahun 2018, belum pernah sekalipun ia pulang ke kampung halaman di Arjawinangun, Cirebon, Jawa Barat, termasuk ketika Lebaran. Ia lebih memilih untuk bekerja.

“Ya masih ngeyel-ngeyel-nya. Kayak orang main, nah belum puas main, ya belum pulang,” seloroh Joni.

Joni mengungkap, jika sedang ramai, wahana ombak banyu tempat ia dan Ipung bekerja bisa menghasilkan Rp 500.000 dalam semalam. Sementara, ketika Lebaran, jumlahnya bisa berkali lipat.

Namun, pendapatan tersebut tidak seluruhnya dikantongi para pekerja. Hitungan upah pengayun ombak banyu yakni 25 persen dari omzet harian dibagi jumlah pekerja.

Joni dan Ipung pun kerap kali merasa iri melihat kehangatan keluarga yang datang ke pasar malam. Namun, keduanya juga merasa senang menyaksikan pemandangan itu.

“Ada rasa senang kita melihat anak bisa tertawa dengan keluarga, dengan bapak dan ibunya. Ada rasa senang tersendiri bisa membahagiakan orang lain,” ungkap Joni.

“Cuma, ya kalau buat kita pribadi, ya... gimana ya.. ‘kok masa kecil saya enggak begitu’. Kita malah iba sama diri kita sendiri. 'Kok kecil saya enggak begitu ya?', gitu,” tuturnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Megapolitan
Balita 4 Tahun di Johar Baru Diculik, Pelaku Ternyata Mantan Istri Ayah Korban

Balita 4 Tahun di Johar Baru Diculik, Pelaku Ternyata Mantan Istri Ayah Korban

Megapolitan
Sudirman Said Sebut Komunikasi dengan Banyak Partai soal Pilkada Jakarta 2024

Sudirman Said Sebut Komunikasi dengan Banyak Partai soal Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pria yang Dikeroyok karena Dituduh Maling Motor di Grogol Alami Luka Lebam di Wajah

Pria yang Dikeroyok karena Dituduh Maling Motor di Grogol Alami Luka Lebam di Wajah

Megapolitan
PKS Dinilai Sulit 'Move On' dari Anies Baswedan

PKS Dinilai Sulit "Move On" dari Anies Baswedan

Megapolitan
4 Pelaku Penjarahan Konser Lentera Festival Kembalikan Pagar Barikade ke Vendor

4 Pelaku Penjarahan Konser Lentera Festival Kembalikan Pagar Barikade ke Vendor

Megapolitan
Aksi WNI di Kamboja Kendalikan Penipuan Modus 'Like-Subscribe' Youtube, Korban Rugi Rp 806 Juta

Aksi WNI di Kamboja Kendalikan Penipuan Modus "Like-Subscribe" Youtube, Korban Rugi Rp 806 Juta

Megapolitan
Data Inafis Diduga Diperjualbelikan di 'Dark Web', Kompolnas Minta Polri Proteksi Data Lebih Ketat

Data Inafis Diduga Diperjualbelikan di "Dark Web", Kompolnas Minta Polri Proteksi Data Lebih Ketat

Megapolitan
Usung Marshel Widianto pada Pilkada Tangsel 2024, Gerindra Bakal Beri Pembekalan

Usung Marshel Widianto pada Pilkada Tangsel 2024, Gerindra Bakal Beri Pembekalan

Megapolitan
Potret Kondisi Tugu Selamat Datang  Depok Senilai Rp 1,7 Miliar Kini, Dicoret-coret dan Panel Lampunya Dicuri

Potret Kondisi Tugu Selamat Datang Depok Senilai Rp 1,7 Miliar Kini, Dicoret-coret dan Panel Lampunya Dicuri

Megapolitan
Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlindungan LPSK, Merasa Terancam Usai Digeledah KPK

Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlindungan LPSK, Merasa Terancam Usai Digeledah KPK

Megapolitan
Akrabnya Gibran dan Heru Budi, Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut hingga Bagi-bagi Susu ke Warga

Akrabnya Gibran dan Heru Budi, Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut hingga Bagi-bagi Susu ke Warga

Megapolitan
Dua Saksi Tambahan Kasus “Vina Cirebon” Ajukan Permohonan Perlindungan ke LPSK

Dua Saksi Tambahan Kasus “Vina Cirebon” Ajukan Permohonan Perlindungan ke LPSK

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Alasan Rombongan Tiga Mobil Tak Bayar Makan di Resto Depok | Korban Penipuan 'Like' dan 'Subscribe' Youtube Rugi Rp 800 Juta

[POPULER JABODETABEK] Alasan Rombongan Tiga Mobil Tak Bayar Makan di Resto Depok | Korban Penipuan "Like" dan "Subscribe" Youtube Rugi Rp 800 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com