Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pedagang Siomay Rangkul Sesama Perantau di Jakarta untuk Berkurban di Kampung Halaman

Kompas.com - 18/06/2024, 16:26 WIB
I Putu Gede Rama Paramahamsa,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pedagang kaki lima bernama Sugito (68) menceritakan pengalamannya menginisiasi urunan kurban untuk warga di kampung halamannya di Desa Palem, Pundung Sari, Semin, Kabupaten Gunung Kidul. 

Sugito mengajak teman kampung halaman di Jakarta yang tergabung dalam paguyuban bernama Warga Pelem Manunggal.

"Kira-kira 1990-an. Kayak enggak semarak, masjid selalu kosong, enggak ramai. Setelah itu, saya punya gagasan untuk berkurban di kampung dengan mengajak teman-teman yang ada di sini, teman-teman perantau," ujar Sugito ketika ditemui di Taman Gajah Dharmawangsa, Selasa (18/6/2024).

Baca juga: Berkurban Setiap Tahun, Pedagang Siomay: Kalau Uang Sedikit tapi Niat, Insya Allah Bisa...

Sugito adalah penjual siomay dan es teler di Jakarta Selatan. Pada sekitar tahun 1990, Sugito bersama kawan-kawan perantau di Jakarta menginisiasi patungan untuk berkurban di kampung halamannya.

"Dua atau tiga (ekor hewan). Setelah itu, lama-lama, orang-orang yang di kampung itu tertarik," ujar Sugito.

Alasan sugito sederhana, ia ingin membuat warga desa dapat merasakan semarak Idul Adha setiap tahunnya.

"Di lingkungan sini (Jakarta), orang sudah banyak yang makan daging. Bagaimana kalau kita berkurban untuk di kampung? Kita gabungkan jadi satu. Di kampung kan orang jarang makan daging'. Ya setuju, banyak yang setuju," ujar Sugito menjelaskan awal mula ia berkurban di kampung halaman.

Baca juga: Pedagang Siomay di Kebayoran Baru Rutin Berkurban Tiap Tahun, Menabung untuk Patungan Sapi
Ketika itu, Sugito mengaku hanya mengumpulkan dana sebesar Rp 6 juta untuk dapat berkurban 4 ekor kambing yang cukup berisi di Gunung Kidul. Tentunya, dana tersebut tidak ia kumpulkan sendiri, namun ada peran serta kawan-kawan perantau lainnya.

Berkat inisiasi tersebut, hingga kini warga Pelem, Gunung Kidul secara rutin berkurban setiap tahunnya.

"Nah, sampai sekarang, Alhamdulillah, sekarang pun di masjid yang kita bangun dan kita beri daging kurban itu, sekarang melimpah, istilahnya bisa melimpah, bisa ke tetangga lain," tutup Sugito.

Namun, kini Sugito sudah tidak lagi mengirimkan hewan kurban ke kampung halamannya. Dia kini berkurban di tempat tinggalnya di Kelurahan Gaga, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang.

Meski demikian, paguyuban yang dulu dia rangkul masih rutin mengirimkan hewan kurban ke kampung halamannya hingga kini. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Megapolitan
Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Megapolitan
Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Megapolitan
Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Megapolitan
Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Megapolitan
Balita 4 Tahun di Johar Baru Diculik, Pelaku Ternyata Mantan Istri Ayah Korban

Balita 4 Tahun di Johar Baru Diculik, Pelaku Ternyata Mantan Istri Ayah Korban

Megapolitan
Sudirman Said Sebut Komunikasi dengan Banyak Partai soal Pilkada Jakarta 2024

Sudirman Said Sebut Komunikasi dengan Banyak Partai soal Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pria yang Dikeroyok karena Dituduh Maling Motor di Grogol Alami Luka Lebam di Wajah

Pria yang Dikeroyok karena Dituduh Maling Motor di Grogol Alami Luka Lebam di Wajah

Megapolitan
PKS Dinilai Sulit 'Move On' dari Anies Baswedan

PKS Dinilai Sulit "Move On" dari Anies Baswedan

Megapolitan
4 Pelaku Penjarahan Konser Lentera Festival Kembalikan Pagar Barikade ke Vendor

4 Pelaku Penjarahan Konser Lentera Festival Kembalikan Pagar Barikade ke Vendor

Megapolitan
Aksi WNI di Kamboja Kendalikan Penipuan Modus 'Like-Subscribe' Youtube, Korban Rugi Rp 806 Juta

Aksi WNI di Kamboja Kendalikan Penipuan Modus "Like-Subscribe" Youtube, Korban Rugi Rp 806 Juta

Megapolitan
Data Inafis Diduga Diperjualbelikan di 'Dark Web', Kompolnas Minta Polri Proteksi Data Lebih Ketat

Data Inafis Diduga Diperjualbelikan di "Dark Web", Kompolnas Minta Polri Proteksi Data Lebih Ketat

Megapolitan
Usung Marshel Widianto pada Pilkada Tangsel 2024, Gerindra Bakal Beri Pembekalan

Usung Marshel Widianto pada Pilkada Tangsel 2024, Gerindra Bakal Beri Pembekalan

Megapolitan
Potret Kondisi Tugu Selamat Datang  Depok Senilai Rp 1,7 Miliar Kini, Dicoret-coret dan Panel Lampunya Dicuri

Potret Kondisi Tugu Selamat Datang Depok Senilai Rp 1,7 Miliar Kini, Dicoret-coret dan Panel Lampunya Dicuri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com