Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Penganiaya Pacar di Pondok Aren Belum Ditangkap, Polisi: Pelaku Hidup Nomaden

Kompas.com - 20/06/2024, 11:45 WIB
Muhammad Isa Bustomi

Penulis

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Polisi belum berhasil menangkap I (22), pria yang diduga menganiaya kekasihnya, AMA (22) di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan.

Kapolsek Pondok Aren Komisaris Bambang Asqar Sodiq mengatakan, pelaku selama ini selalu berpindah-pindah tempat tinggal.

"Betul (pelaku hidup nomaden). Semoga dia tak bersembunyi lagi," kata Bambang kepada Kompas.com, Kamis (20/6/2024).

Baca juga: Wanita di Tangsel Babak Belur Dianiaya Pacar karena Kesal Ponselnya Hilang

Penyidik sampai saat ini masih menelusuri keberadaan pelaku yang melarikan diri sejak dilaporkan korban.

Polisi mengultimatum pelaku penganiayaan itu untuk menyerahkan diri ke Polsek Pondok Aren.

"Kami tetap laksanakan pencarian tersangka. Silahkan menyerahkan diri atau terus kami buru kemanapun tersangka pergi," kata Bambang.

Penganiayaan yang dilakukan oleh I terhadap AMA terjadi di kafe kawasan Pondok Kacang, Pondok Aren, Tangerang Selatan pada Jumat (7/6/2024).

Baca juga: Dianiaya Pacar Sampai Babak Belur, Korban: Ini Bukan Kali Pertama

Bermula saat I mengajak AMA pergi untuk berkumpul dengan teman-temannya di kafe yang disebut "Warung Anggrek".

“Dia minum sama temannya. Terus dia menitipkan ponsel kepada saya, terus pas sudah itu handphone-nya hilang. Karena saya yang pegang, saya yang teledor juga,” ujar AMA.

"Saya sempat tanya, ‘ponsel mana?’. Dia bilang, ‘kan tadi dititipkan ke lu’. Terus saya bilang saya tidak tahu. Langsung saya ditonjok sama pelaku,” kata dia.

AMA tidak menghitung berapa kali pelaku memukulnya. Kendati demikian, dia ingat karena sempat didorong ke pagar besi.

"Habis (dianiaya) di lokasi, saya itu diajak ke rumahnya (pelaku). Saya ditonjokin beberapa kali. Tadinya mau pukul saya pakai tablet dan gelas, tapi enggak jadi," kata AMA.

Baca juga: Sempat Koma, Balita di Kramatjati yang Dianiaya Pacar Tantenya Meninggal Dunia

AMA kemudian disekap di rumah pelaku yang selama ini disebut tinggal seorang diri karena kedua orangtuanya telah meninggal dunia.

Akibat penganiayaan itu, AMA mengalami memar di bagian pipi, kepala belakang, dahi, hidung, mulut dan kedua lengan.

AMA telah melaporkan pacarnya itu ke Polsek Pondok Aren, Tangerang Selatan, atas dugaan penganiayaan pada Jumat, 7 Juni 2024 pukul 10.35 WIB.

Laporan AMA telah teregister dengan nomor LP/n/89/VI/2024/SPKT/Polsek Pondok Aren/Polres Tangerang Selatan/Polda Metro Jaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Megapolitan
Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Megapolitan
Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Megapolitan
Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Megapolitan
Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Megapolitan
Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Megapolitan
Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Megapolitan
Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Megapolitan
Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Megapolitan
Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Megapolitan
Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Megapolitan
Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Megapolitan
Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com