Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tanggapan Basuki soal Video Penolak MRT di Youtube

Kompas.com - 17/07/2013, 19:07 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sulit mewujudkan pembangunan transportasi cepat massal di bawah tanah.

Hal itu disampaikan Basuki menanggapi video yang diunggah oleh Masyarakat Peduli MRT melalui Youtube. Video itu menyindir perubahan sikap Basuki saat kampanye sebagai calon wakil gubernur dan setelah menjadi wagub.

"Ya, setelah kita hitung dan kaji, kalau membangun MRT subway di daerah itu tidak bisa masuk," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (17/7/2013).

Menurut Basuki, Pemprov DKI siap membeli lahan warga Jalan Fatmawati bila warga khawatir harga lahan mereka turun setelah MRT layang dibangun di kawasan tersebut. Basuki mengatakan, jika Pemprov DKI memaksakan semua jalur MRT di bawah tanah, maka harga tiketnya tidak akan terjangkau oleh warga.

"Kalau tiket transportasi massal itu terlalu mahal, sama saja orang tidak mau pindah ke sana. Ini semua kan sudah melalui kajian," kata Basuki.

Ia mengatakan, setelah melalui berbagai kajian, jalur MRT paling ideal di lintasan Fatmawati adalah jalur layang. Menurutnya, kebijakan itu diambil untuk kepentingan jangka panjang. Pembangunannya juga memerlukan waktu lima hingga enam tahun sehingga ia menilai pejabat lama tidak berani memulai pembangunan MRT. Secara politis, membangun MRT dengan waktu selama itu akan berisiko bagi seorang kepala daerah yang ingin mencalonkan kembali pada periode berikutnya.

"Jabatan kami tinggal 51 bulan, kami bisa risiko tidak terpilih kembali. Sekalipun orang Jakarta tidak mau pilih kami kembali di 2017, ya jangan pilih kami lagi. Waktu kampanye mungkin dikutuk-kutuk, 'Bodoh nih, apa nih Jokowi-Ahok. Katanya enggak bikin macet, malah tambah macet.' Ya sudah, terserah kamu lah," kata Basuki.

Warga Jakarta Selatan yang bergabung dalam komunitas Masyarakat Peduli MRT secara tegas menolak pembangunan jalur layang MRT. Mereka menilai sikap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Basuki, yang menyetujui MRT layang, tidak konsisten dengan janji keduanya saat berkampanye pada pemilihan kepala daerah tahun lalu.

Melalui video yang diunggah ke website Youtube pada 14 Juli 2013, Masyarakat Peduli MRT ingin mengingatkan kepada Jokowi dan Basuki tentang janji-janji mereka perihal MRT. Alex Taroreh, perwakilan Masyarakat Peduli MRT, menyatakan, video berjudul "Ahok: Emang Gue Pikirin MRT, Pusat aja gendeng bikin PT MRT..." bukan untuk mendiskreditkan Jokowi dan Basuki. Mereka berharap Jokowi dan Basuki kembali mengingat janji-janji selama kampanye.

Dalam video itu, ditampilkan potongan video saat Basuki masih berkampanye maupun ketika sudah menjadi Wagub Jakarta. Ketika Basuki masih menjadi cawagub, ia meminta dukungan kepada warga Fatmawati dan menyampaikan bahwa MRT bawah tanah adalah pilihan mutlak.

"Bapak ibu pikirkan, misalnya, bapak ibu punya usaha. Contoh saja, kawasan usaha di Pinangsia, Glodok, Kota, dipindahkan ke sini. Membangun usaha sukses, tiba-tiba ada yang melayang di atas itu bagaimana?" kata Basuki dalam video itu kepada warga Fatmawati.

Video itu juga memperlihatkan momen-momen ketika Basuki mendukung pembangunan MRT layang di Fatmawati dan berbalik menentang warga Fatmawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com