Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Sentil Tiga BUMD Loyo Kontrol Harga Sembako

Kompas.com - 19/07/2013, 09:45 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menganggap Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta yang bergerak di bidang pemenuhan kebutuhan pokok warga Jakarta masih belum mampu untuk mengontrol harga pasar. Tiga BUMD itu antara lain, PD Pasar Jaya, PD Dharma Jaya, dan PT Food Station Tjipinang.

"Makanya, kalau harga di pasaran tinggi, ya karena BUMD kita belum mampu mengontrol harga. Mereka juga belum bisa mengendalikan harga-harga akibat kelangkaan barang," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Jumat (19/7/2013).

PD Pasar Jaya, kata dia, masih belum dapat mengontrol harga sembako di 151 pasar tradisional di Ibu Kota. DKI yang memiliki ratusan pasar seharusnya dapat mengatur penerimaan barang dari daerah pemasok.

Sementara pedagang yang tidak mau menjual barang yang dipasok Pemprov DKI tidak boleh berdagang di seluruh pasar tradisional milik PD Pasar Jaya. Semua itu, kata dia, bisa dilakukan apabila DKI dapat menekan harga.

"Kita bisa memaksa semua pasar tradisional seperti itu dengan tidak mengambil untung gila-gilaan. Langkah itu akan memaksa pemain lain turun harga juga," kata pria yang akrab disapa Ahok tersebut.

Sementara itu, PD Dharma Jaya yang bergerak di bidang pengolahan daging segar, menurut Basuki, juga masih belum bisa mengendalikan kenaikan harga daging sapi. Bahkan, Basuki berwacana untuk membubarkan PD Dharma Jaya. Pasalnya, PD Dharma Jaya beberapa akhir tahun belakangan tak pernah lagi memberikan dividen kepada DKI akibat kondisi keuangan perusahaan yang semakin merosot dan terlilit utang pajak maupun utang Bank DKI.

Apabila tidak ada prospek, Basuki berniat untuk menggabungkan PD Dharma Jaya dengan BUMD lainnya. Kendati demikian, wacana pembubaran PD Dharma Jaya masih dalam kajian. Keputusan akan tetap berada di tangan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

"BUMD itu kan pemasok. Kalau dia memasok dan punya jatah sapi, berarti dia bisa mengendalikan harga daging kan. Kalau saya yang masukkan sendiri sapi misalnya modal Rp 20.000, saya boleh enggak jual Rp 40.000 ketika semua orang jual Rp 100.000. Boleh kan? Seharusnya kita punya BUMD seperti itu," kata Basuki.

Sementara PT Food Station Tjipinang yang memiliki tanggung jawab terhadap stok kebutuhan sembako, kata dia, sebelum puasa dan Lebaran, seharusnya BUMD tersebut sudah tahu kebutuhan bahan pokok mana saja yang diperlukan. Dengan itu, penyediaan sembako akan sesuai kebutuhan dan harga pun akan stabil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com