Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Fasilitas Warga, Pemprov DKI Ubah Sekolah Jadi Pasar

Kompas.com - 22/08/2013, 07:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com —
Pemprov DKI Jakarta mengubah fungsi beberapa sekolah untuk pasar tradisional. Sebagian yang lain akan ditingkatkan fungsinya bergabung dengan fasilitas publik. Perubahan dan peningkatan fungsi itu dilakukan di sekolah yang lokasinya dekat pusat niaga. Sejalan dengan program ini, Dinas Pendidikan DKI Jakarta akan meningkatkan kualitas sarana sekolah.

"Tujuannya tidak hanya menyediakan fasilitas sosial warga, tetapi juga meningkatkan kualitas sekolah dengan mengoptimalkan fungsinya. Sangat memungkinkan sekolah hasil penggabungan itu menjadi sekolah modern bertingkat lebih dari lima lantai," kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto, Rabu (21/8), di Jakarta.

Sejumlah sekolah yang akan diubah dan ditingkatkan fungsinya antara lain SD Kemayoran 01, 03, 05, dan 07 di Kecamatan Kemayoran; SD Kenari 07, 08, 09, 010, 011, dan 012 di Kecamatan Senen di kawasan yang sama dengan SMP 216 dan SMA 68; SD 01 sampai 05 di Kecamatan Sawah Besar; serta SD Cikini 01 sampai 08 di Kecamatan Menteng.

"Konsep sementara yang kami bicarakan adalah membangun fasilitas sosial terpadu di bekas lahan sekolah. Sementara sekolah sebelumnya digabung dengan sekolah terdekat. Pilihan lain adalah menggabungkan area sekolah dengan permukiman dan fasilitas sosial lain di satu kawasan," kata Taufik.

Selain SD, program berikutnya akan memanfaatkan sekolah menengah pertama atau sekolah menengah atas. Namun, untuk saat ini, kata Taufik, yang paling memungkinkan pengalihan fungsi SD negeri. Selain jumlahnya banyak (2.420 sekolah), tidak semua sekolah itu efektif karena sudah kekurangan murid. "Karena faktor pergerakan penduduk, sejumlah sekolah kekurangan siswa," kata Taufik.

Bukan hanya penggunaan area sekolah, Pemprov DKI Jakarta sebelumnya juga akan memanfaatkan rumah dinas lurah dan camat yang tidak digunakan lagi. Sempat ada pendataan rumah dinas yang tidak dihuni dan tidak layak di seluruh Jakarta. Namun, rencana ini tidak berlanjut karena rumah dinas pejabat tidak terlalu luas.

Berangkat dari kenyataan itu, Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama lebih mengutamakan pemanfaatan sekolah untuk fasilitas pasar atau kantong pengusaha kecil. Area bekas sekolah lebih luas daripada rumah dinas pejabat sehingga layak untuk fasilitas usaha. Sejalan dengan rencana ini, pengembangan sekolah akan diarahkan ke atas. "Bekas lahan sekolah dibuat untuk fasilitas sosial warga, bisa berupa pasar atau rumah susun," kata Basuki.

Anggota Komisi E DPRD DKI, Johny Simanjuntak, mengatakan, rencana itu masuk akal. Sebab, semakin lama semakin sulit mendapatkan lahan untuk pembangunan fasilitas sosial di Jakarta. "Namun, saya meminta rencana ini dibuat matang," ujarnya. (NDY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com