Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Peringatkan Warga Waduk Ria Rio

Kompas.com - 28/08/2013, 14:49 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Penolakan warga Pendongkelan, yang tinggal di sekitar Waduk Ria Rio, kepada petugas Satpol PP yang hendak memberikan surat peringatan membuat Basuki Tjahaja Purnama heran. Menurutnya, Pemprov DKI dibuat serba salah.

Wakil Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan bahwa sudah jelas bahwa warga di sana melanggar peraturan dengan menempati lahan milik Pemprov DKI Jakarta itu.

"Makanya inikan lucu, kita kasih surat, bahwa anda langgar peraturan, salah. Kita datang sosialisasikan ke anda, (tapi) ditolak," kata Basuki saat ditemui dalam acara Rakor Penanggulangan HIV Aids di DKI Jakarta, di Gedung LPMJ, Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (28/8/2013).

Basuki memberikan analoginya tentang kepolisian yang melakukan penindakan terhadap pencuri. Misalnya, lanjut Basuki, dia mencontohkan dirinya adalah seorang pencuri yang datang hendak merampok. Sudah jelas bahwa pencuri yang merampok akan dipenjarakan oleh polisi.

"Ketika ia sebagai pencuri, misalnya, meminta petugas polisi untuk pergi, apakah petugas kepolisian akan pergi menuruti perkataannya?" tanya Basuki.

"Tetap mau nangkep saya kan? Terus waktu mau nangkep saya, saya cabut golok? Kira-kira saya dilumpuhkan polisi enggak? Apa itu melanggar HAM saya? Tidak melanggar HAM saya, kan," ujarnya.

Untuk itu, suami Veronica Tan ini meminta warga Waduk Ria Rio tidak melakukan perlawanan dengan kekerasan. Apabila tidak menaati, pihaknya akan melakukan upaya penindakan terhadap warga yang melawan peraturan.

"Karena anda melanggar peraturan, kita tindak keras. Anda mau main keras, ya kita tindak," ujar Basuki.

Beberapa petugas yang mendatangi Waduk Ria Rio, Kampung Pedongkelan, Kelurahan Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, sempat diminta meninggalkan lokasi oleh warga RT 07 RW 15, Selasa (27/8/2013). Petugas Satpol PP yang hendak memberikan surat peringatan penertiban dan juga petugas dari PT Pulomas Jaya yang hendak melakukan pengukuran tanah diusir warga setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com