Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKL Pasar Gembrong Kembali Jualan di Trotoar

Kompas.com - 11/09/2013, 15:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Penertiban kios dan lapak milik pedagang Pasar Gembrong di Jalan Basuki Rahmat, Cipinang Besar Utara, Cipinang, Jakarta Timur, pada Senin (9/9/2013) lalu, rupanya tidak membuat jera para pedagang. Sehari setelah penggusuran, para pedagang yang berada di sisi pinggir jalan dari arah Duren Sawit menuju Kampung Melayu dan sebaliknya tetap menggelar aneka barang dagangan di atas trotoar.

Pantauan Warta Kota, Selasa (10/9/2013), para pedagang yang masih berjualan di jalur milik pejalan kaki umumnya pemilik kios. Mereka menaruh berbagai mainan di atas trotoar dan menawarkannya kepada setiap orang yang melintas di situ.

Selain pedagang mainan, para pedagang karpet masih terlihat mendirikan lapaknya di atas trotoar. Lapak yang terbuat dari bahan bambu, balok, dan papan itu sebelumnya disembunyikan para pedagang agar tidak diambil petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

Meski Pasar Gembrong sudah dibongkar, sejumlah pengunjung yang ingin membeli mainan anak-anak dan juga karpet berdatangan ke situ. Mereka memarkirkan kendaraannya di sepanjang pinggir trotoar hingga menutup satu ruas jalur Jalan Basuki Rahmat.

Kendaraan tersebut terparkir bebas tanpa teguran dari petugas. Padahal, sejumlah petugas dinas perhubungan juga terlihat di lokasi. Mereka bukannya mengawasi, melainkan hanya berbincang-bincang sambil duduk-duduk.

Sebanyak 300 orang petugas Satpol PP yang dijanjikan Kepala Satpol PP Jakarta Timur Syahdonan untuk menjaga kawasan tersebut, ternyata cuma janji saja. Kemarin, Warta Kota tidak melihat adanya ratusan personel berseragam biru-biru tua itu berjaga di bekas lokasi penertiban.

Jumlah 300 anggota tersebut dibagi menjadi dua tim. Tim pertama sebanyak 150 petugas menjaga dari pukul 07.00 sampai 13.00, kemudian tim kedua dari pukul 13.00 hingga 18.00.

Tolak relokasi

Glen (34), salah seorang pedagang karpet, mengatakan, dirinya lebih baik berjualan di trotoar Pasar Gembrong karena tidak punya pilihan lain. Menurutnya, relokasi ke Pasar Klender tidak tepat.

"Kalau saya nggak jualan, saya mau kasih makan anak saya apa. Saya butuh pemasukan, ya dengan berjualan. Saya tetap maunya dagang di sini. Saya harap Pemprov DKI bisa merealisasikannya," kata Glen, yang ditemui sedang menggelar lapak karpetnya di atas trotoar tersebut.

Surip (54), tukang parkir Pasar Gembrong, juga senada dengan Glen. "Kalau pas penertiban Senin kemarin, pendapatan saya dari jaga parkir nggak ada sama sekali. Makanya, mumpung nggak ada petugas, saya jadi juru parkir lagi," ucapnya. (suf)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com