Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Gerebek Laboratorium Pembuat Bahan Baku Sabu di Bekasi

Kompas.com - 28/10/2013, 23:07 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Polisi berhasil mengungkap dan menemukan rumah yang dijadikan laboratorium untuk membuat bahan baku narkoba jenis sabu di perumahan Vila Mutia Kirana Blok C No 11, Jalan Cut Meutia, Rawa Lumbu, Bekasi Timur. Seorang warga negara asal Australia turut ditangkap dalam penggerebekan ini.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Angesta Romano Yoyol menerangkan, penemuan laboratorium ini berawal dari pengembangan kasus tertangkapnya pria berinisial ZAK di Apartemen Center Point, Bekasi, pada dua pekan lalu.

Dari tangan ZAK, polisi menemukan barang bukti satu paket sabu dan ratusan tablet ephedrine. Ephedrine merupakan salah satu bahan baku yang digunakan dalam pembuatan sabu. Dari pengakuan ZAK, ephedrine tersebut akan digunakan untuk membuat sabu di laboratorium di perumahan Vila Mutia Kirana.

Polisi langsung melakukan penggerebekan ke laboratorium tersebut dan menangkap seorang warga negara Australia berinisial SID. Dari laboratorium tersebut polisi berhasil menemukan puluhan botol cairan metanol yang sudah dicampur pseuedhedrine, pendingin ruangan, dan alat timbang digital dengan nilai keseluruhan mencapai sekitar Rp 1,5 miliar.

"ZAK berperan sebagai pembantu SID untuk meracik bahan yang bisa dijadikan narkoba jenis sabu," kata Yoyol di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Senin (28/10/2013).

Sementara itu, Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Pusat Ajun Komisaris Besar Sitinjak menjelaskan, tersangka memang khusus menjual prekursor. Prekursor merupakan bahan mentah dalam pembuatan sabu.

"Jadi kelompok ini hanya menjual bahan bakunya saja. Per kilonya bernilai sekitar Rp 50 juta," ujar Sitinjak.

Menurut pengakuan tersangka kepada penyidik, prekursor tersebut rencananya akan dikirim ke Australia untuk disempurnakan menjadi sabu. Saat ini kedua pelaku mendekam di rumah tahanan Mapolres Metro Jakarta Pusat.

"Dugaan sementara WNA ini menjual bahan untuk disempurnakan dan selanjutnya dijual kembali di Indonesia," pungkas Sitinjak. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com