Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laporan Ditolak, Perwakilan Buruh dan Kontras Marah-marah di Depan Bareskrim Polri

Kompas.com - 04/11/2013, 14:50 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Puluhan orang yang berasal dari perwakilan buruh, Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras), serta Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, marah-marah di depan Gedung Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Jakarta, Senin (4/11/2013). 

Mereka marah setelah laporan mereka atas kasus kekerasan terhadap sejumlah buruh saat aksi mogok nasional di Cikarang, Bekasi, Kamis (31/10/2013), ditolak penyidik.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, puluhan orang tersebut tiba di Mabes Polri sekitar pukul 12.15 WIB. Dipimpin Koordinator Badan Pekerja Kontras, Haris Azhar, mereka masuk ke dalam Gedung Bareskrim Polri.

Belum setengah jam masuk, rombongan tersebut keluar kembali. Di depan Gedung Bareskrim, Haris terlihat marah-marah.  

"Ini orang mau buat laporan, malah diminta diskusi dengan pembuat undang-undang (DPR)," kata Haris dengan suara keras seraya mengacungkan telunjuk ke arah pintu masuk Gedung Bareskrim Polri.  

"Anda ini polisi, Anda seharusnya menerima kami! Jangan malah melempar ke DPR. Ini saya bersama korban dan keluarga korban," seru Haris.

Tindakan Haris sontak membuat sejumlah anggota polisi dan masyarakat yang berada di sekitar lokasi terkejut. Mereka mengerumuni Haris untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.

Haris menceritakan, di tengah aksi unjuk rasa buruh, Kamis pekan lalu, ada orang yang menghadang buruh sambil membawa samurai. Menurutnya, orang dengan samurai itu berniat melakukan kekerasan. 

"Ini orang mau mogok kemudian dihadang dengan samurai. Ini bukan di Jepang abad ke-16. Orang bawa samurai ke mana-mana. Ini berarti ada niat jahat," tandasnya.

Selang beberapa menit Haris berteriak-teriak, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie keluar dari dalam Gedung Bareskrim Polri. Ronny berdialog dengan mereka dan akhirnya mempersilakan perwakilan untuk membuat laporan pengaduan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com