Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Jika Manggarai Siaga I, Buka Saja Pintunya!

Kompas.com - 11/11/2013, 14:28 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — DKI Jakarta telah memasuki musim hujan mulai Oktober kemarin. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta pun menyiapkan segala antisipasi penanggulangan banjir.

Meskipun demikian, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui kalau antisipasi yang telah dikerjakan belum dapat menciptakan hasil yang maksimal. Bahkan, apabila nantinya ketinggian Pintu Air Manggarai telah mencapai Siaga I, ia menginstruksikan pembukaan pintu tersebut walaupun nantinya Istana Presiden dan Balaikota Jakarta akan terkena imbasnya.

"Kita berdoa sajalah, sambil kerja sambil doa. Pintu Air Manggarai kan masih Siaga III. Kalau sudah Siaga I, buka saja pintunya," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (11/11/2013).

Hal itu diupayakan karena pengerjaan normalisasi Waduk Pluit yang baru 20 persen berjalan. Selain itu, masih banyak pula pompa air yang tidak berfungsi dan rusak. Kerusakan pompa air bisa berakibat fatal, seperti terendamnya kawasan Pluit, Jakarta Utara, pada banjir awal tahun lalu. Kawasan Cawang pun sempat lumpuh karena pompa air yang rusak.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas PU DKI, Jakarta memiliki 355 unit pompa. Sebanyak 70 unit di antaranya sedang dalam perbaikan.

Kapasitas keseluruhan pompa ini adalah 381 meter kubik per detik dengan cakupan area hingga 10.850,51 hektar. Selain itu, Jakarta juga memiliki 93 unit pompa bergerak dengan kapasitas 19,32 meter kubik per detik.

"Kalau pintu air itu tidak dibuka ya pasti tenggelam lagi. Kalau Pluit sih tidak usah dibilang, pasti tenggelam. Istana dan Balaikota juga tenggelam," kata Basuki.

Pintu Air Manggarai itu baru dapat dibuka jika ketinggian air lebih dari 900 cm. Keputusan untuk membuka pintu air itu ada di tangan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Jika belum ada perintah, pintu air itu tak akan dibuka. Jika pintu air itu dibuka, wilayah sekitar Istana rawan banjir.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Manggas Rudy Siahaan mengakui masih banyak genangan mengepung Jakarta apabila hujan terjadi. Daerah yang paling banyak tergenang adalah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.

Ia menjelaskan, banyak penyebab mengapa di Jakarta masih tergenang banjir. Penyebab paling utama adalah pengalihan fungsi tata ruang dan juga banyaknya bangunan-bangunan liar di pinggir sungai.

"Nah, seharusnya kali itu lebar, tapi sekarang kondisinya sempit. Misalnya Kali Mampang, Kali Krukut, Kali Grogol, seharusnya kedalamannya sampai 20 meter, tapi di lapangan ternyata banyak yang cuma 7 meter. Kanan kirinya banyak bangunan liarnya juga," kata Manggas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 Mayat Terbungkus Kain Ditemukan di Pamulang, Tangsel

Mayat Terbungkus Kain Ditemukan di Pamulang, Tangsel

Megapolitan
Polresta Bogor Tangkap 6 Pelaku Tawuran, Dua Orang Positif Narkoba

Polresta Bogor Tangkap 6 Pelaku Tawuran, Dua Orang Positif Narkoba

Megapolitan
Dilempar Batu oleh Pria Diduga ODGJ, Korban Dapat 10 Jahitan di Kepala

Dilempar Batu oleh Pria Diduga ODGJ, Korban Dapat 10 Jahitan di Kepala

Megapolitan
Terbentur Aturan, Wacana Duet Anies-Ahok pada Pilkada DKI 2024 Sirna

Terbentur Aturan, Wacana Duet Anies-Ahok pada Pilkada DKI 2024 Sirna

Megapolitan
Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Megapolitan
Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com