Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Harusnya Bupati Kepulauan Seribu Dulu yang Mulai

Kompas.com - 13/12/2013, 09:06 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meminta Bupati Kepulauan Seribu berperan aktif melaksanakan pembangunan di wilayahnya. Hal itu dikatakan Jokowi menyusul banyak permintaan warga Kepulauan Seribu supaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menambah sarana serta prasarana di sana.

"Harusnya Bupatinya dulu yang mulai. Kalau di jalan menemui hal kesulitan baru nanti ke saya. Kerja ini bukan cuma saya saja," ujarnya di Balaikota, Jumat (13/12/2013).

Jokowi menilai, Kepulauan Seribu memiliki luas yang jauh lebih kecil daripada wilayah Jakarta lain, yakni hanya 10,18 kilometer persegi. Selain itu, jumlah penduduknya pun juga jauh lebih sedikit daripada wilayah Jakarta lain, yakni sekitar 25.505 jiwa. Itu seharusnya memudahkan sang Bupati untuk mengelola daerah.

"Masak Bupatinya ndak bisa kelilingin itu setiap harinya. Harusnya sih bisa supaya dilihat apa yang kurang dan sebagainya," ujarnya.

Jokowi mengungkapkan, Kepulauan Seribu telah memiliki rencana tata ruang dan infrastruktur. Yang dibutuhkan adalah sumber daya manusia pengambil kebijakan yang baik untuk mengeksekusi. Dia meminta sang Bupati tak mempersoalkan ketersediaan dana.

Tahun 2014, RAPBD DKI Jakarta meningkat drastis dari Rp 51 triliun menjadi Rp 69 triliun. Meski mengaku tak ingat berapa persisnya anggaran untuk Kepulauan Seribu, Jokowi mengaku, jumlah yang dialokasikan cukup untuk pembangunan.

Sebelumnya, meski jadi bagian Provinsi DKI Jakarta, warga Kepulauan Seribu merasa ada ketimpangan pembangunan. Salah satu yang jadi kekurangan adalah minimnya fasilitas transportasi.

"Kami ingin ada boardway," ujar salah satu camat di Kepulauan Seribu saat rembug provinsi 2013 di Balaikota, Kamis kemarin.

Beberapa hal yang dianggap warga kurang ialah pengembangan pendidikan, tata kelola pemerintahan, air bersih, listrik, dan anjungan tunai mandiri (ATM) pada setiap pulau-pulau penduduk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com