Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga di Rusun Komarudin Tidak Diberi Kulkas maupun Televisi

Kompas.com - 03/02/2014, 17:56 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 142 kepala keluarga atau sekitar 300 warga bantaran Kali Sentiong di perbatasan Jakarta Utara dan Jakarta Pusat akan direlokasi ke Rumah Susun Sewa Komarudin, Jakarta Timur. Tidak ada fasilitas tambahan berupa lemari es, televisi, maupun tempat tidur di rusun itu.

Kepala Unit Pengelola Rusun Wilayah III Jefyodya Julyan mengatakan, warga tersebut akan menempati dua menara rusun di Blok 4 dan 5 yang terdiri dari 100 unit rusun. Meski demikian, Jefyodya belum dapat memastikan berapa tarif yang akan dikenakan kepada para penghuninya setelah masa gratis selama 6 bulan berakhir. "Tarifnya akan tentukan belakangan," ujar Jefyodya di Kantor Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2014).

Saat ini dua blok yang siap huni tersebut hanya ditunjang fasilitas air bersih dan listrik. Tidak fasilitas lain seperti kulkas, tempat tidur, maupun televisi sebagaimana disediakan di Rusun Marunda dan Rusun Pinus Elok.

Listrik dan air di rusun tersebut didapatkan dengan cara membeli voucher. Menurut Jefyodya, kondisi Rusun Komarudin jauh lebih baik dibandingkan tempat tinggal warga Kali Sentiong, yang sering dilanda banjir. Ia mengatakan, tahun ini seluruh fasilitas di rusun tersebut akan diperbaiki.

Sementara itu, Wali Kota Jakarta Pusat Saefullah mengatakan akan terus mengawal perbaikan kampung kumuh di bantaran Kali Sentiong tersebut. Menurutnya, dengan dibongkarnya ratusan rumah warga di sana, akan didapatkan ruas jalan sepanjang 750 meter dengan lebar 14 meter. Sepanjang jalan itu akan digunakan untuk penghijauan.

Saefullah menyebutkan, aparat Jakarta Pusat akan membantu pengurusan administrasi kependudukan bagi warga yang pindah ke rusun.

Setiap menara di Rusun Komarudin terdiri dari lima lantai, masing-masing blok berisi 100 unit rusun. Setiap unit rusun berukuran 30 meter persegi yang terdiri dari 2 kamar, dapur, dan 1 kamar mandi. Warga berusia lanjut diprioritaskan untuk tinggal di lantai satu dan dua.

Saefullah meminta calon penghuni rusun yang memiliki anak masih sekolah untuk tidak perlu khawatir. Anak-anak yang berstatus pelajar akan dicatat dan didaftarkan di sekolah baru dekat rusun tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com