Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dimadu Suami, Istri Sewa Pembunuh Bayaran

Kompas.com - 11/02/2014, 17:08 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dimadu suami, membuat Saodah (43) sakit hati. Wanita yang sudah menikah selama dua puluh tahun dengan Mustain, nekat menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh suaminya itu.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Utara, Ajun Komisaris Besar Daddy Hartadi menuturkan, pembunuhan tersebut benar terjadi. Mayat Mustain ditemukan di Jalan Bengawan Solo RT 02 RT 01, Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, pada Sabtu (25/1/2014) lalu.

Awalnya, polisi menduga Mustain tewas terjatuh. Namun setelah diselidiki, ternyata di kepalanya ditemukan bekas pukulan benda tumpul.

"Pada saat kejadian, Saodah ini sempat berpura-pura histeris karena suaminya ditemukan meninggal. Setelah ditelusuri, ternyata suaminya korban pembunuhan," kata Daddy di Mapolres Jakarta Utara, Selasa (11/2/2014).

Saat melakukan aksinya, Saodah menyuruh kakak iparnya, yakni Hasun, untuk membunuh suaminya. Hasun yang sering mendengar cerita sedih Saodah tidak terima dengan perbuatan yang dilakukan Mustain. Kemudian, dia menghubungi teman lamanya di kampung halaman, yaitu Panidi (34), sebagai eksekutor.

Menurut pengakuan Panidi, ia mengaminkan permintaan Hasun karena memiliki utang budi dengan Hasun. Ia mengaku sering diberikan bantuan materiil untuk kebutuhan hidup keluarganya di Madura.

Daddy mengatakan, rencana pembunuhan tersebut mulai dijalankan melihat Mustain yang sedang tidur. Kesempatan itu dimanfaatkan Saodah untuk memberitahu Panidi. Panidi pun langsung menuju rumah Mustain dan Saodah, dengan berpura-pura menjadi pembeli besi di toko besi milik Mustain.

Saodah pun membangunkan Mustain dan memberitahu ada pembeli. Setelah terbangun, Mustain bergegas ke kamar mandi.

Setelah itu, lanjut Daddy, Mustain dipukul beberapa kali oleh Panidi dengan menggunakan batang kayu keras di bagian belakang kepala. Kemudian, dia diseret ke dalam kamar dan kembali dipukul bertubi-tubi oleh Panidi.

"Saodah berpura-pura histeris ketika menemukan jasad suami tak lagi bernyawa. Dia pun menyangka bahwa suaminya itu tewas akibat terjatuh dari tangga," jelas Daddy.

Setelah diselidiki, akhirnya polisi mengarah kepada sejumlah pelaku. Kemudian ditangkaplah Panidi di Gresik, Jawa Timur. Panidi pun mengaki disuruh membunuh Mustain oleh Hasun.

Saodah yang akhirnya ketahuan sebagai orang yang berada di belakang pembunuhan suaminya itu mengaku kesal. Dia ingin memberi pelajaran kepada suaminya lantaran sakit hati tak dibiayai lagi hidupnya. Dia mengaku tidak tidak pernah diberi uang belanja semenjak suaminya menikah lagi setahun ini.

"Dia (Mustain) enggak pernah ngasih uang belanja selama 1 tahun lebih. Anak-anak saya juga diancam diusir dari rumah," kata ibu beranak tiga tersebut

Atas perbuatannya, ketiga pelaku terancam hukuman penjara seumur hidup. Mereka dikenakan Pasal 340 KUHP dan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan berencana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com