Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oknum Sekuriti "Palak" Jutaan Rupiah dari Warga Rusun Cempaka Putih

Kompas.com - 07/03/2014, 08:53 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Praktik ilegal dengan menarik sejumlah uang dalam jumlah besar dari warga rumah susun sewa sederhana (rusunawa) di Jakarta masih terjadi. Di Rusunawa Jati Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, oknum sekuriti setempat diduga melakukan pemerasan terhadap warganya.

Kepada Kompas.com, seorang warga yang meminta identitasnya disembunyikan, menuturkan, dirinya menempati rusunawa sejak 2007 silam bersama dengan kakaknya. Pada 2010 lalu, sang kakak meninggal. Ia berencana membalik nama rusun tersebut atas nama dirinya sendiri. Sebelumnya, unit rusun tersebut atas nama kakaknya.

"Saya enggak tahu dia utusan atau main sendiri. Tapi, dia minta 3 sampai 5 juta rupiah untuk biaya balik nama rusunawa ini. Dia minta uang bukan cuma ke saya, tapi banyak warga rusun ini," ujarnya.

Dia sempat menolak permintaan uang tersebut. Namun, sang sekuriti mengancam akan menyegel huniannya. Dia pun meminta tenggat waktu enam bulan untuk mengumpulkan uang tersebut.

Sayangnya, belum sempat enam bulan, pihak rusunawa keburu menyegel hunian, imbas persoalan rusun, beberapa waktu lalu.

Warga Rusunawa Cempaka Putih lainnya yang juga enggan menyebut identitas mengungkapkan hal senada. Dia memiliki warung di lantai dasar rusunawa. Lantaran muka warungnya berhadapan dengan aula sehingga kerap mengganggu orang yang datang ke aula itu, dia meminta agar pihak rusunawa membuka pintu samping warung.

"Oknum sekuriti minta Rp 800.000 supaya dapat izin untuk pintu samping. Saya enggak mau. Saya tawar Rp 200.000. Dia tidak mau. Dia lapor ke dinas, katanya warung itu tidak ada izinnya. Akhirnya, warung itu juga disegel sama dinas," ujarnya.

Hal tersebut sangat disayangkan oleh banyak warga rusunawa. Selain mata pencaharian berkurang dan kebutuhan utama bagi warga rusunawa setempat rentan tidak terpenuhi, dia mengaku telah membayar uang sewa sebesar Rp 300.000 per bulan.

Kini, kedua warga rusunawa tersebut pasrah. Keduanya ingin mengadu langsung kepada Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama soal hal itu.

Kompas.com belum mendapatkan konfirmasi perihal kasus itu dari Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Jakarta Yonathan Pasodung. Pesan singkat yang dikirim tak dibalas dan sambungan telepon langsung kepada Yonathan juga tak tersambung.

Namun, berdasar pada pernyataannya beberapa waktu yang lalu, Yonathan yakin seluruh pegawai negeri sipil yang berada di lingkungan unit pelaksana teknis rusun terlibat dalam praktik itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Megapolitan
Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Polisi Periksa 43 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 43 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Megapolitan
Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Megapolitan
Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Megapolitan
Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Megapolitan
Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Megapolitan
Berantas Jukir Liar, DPRD Usul Pemprov DKI-Minimarket Kerja Sama

Berantas Jukir Liar, DPRD Usul Pemprov DKI-Minimarket Kerja Sama

Megapolitan
Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Megapolitan
Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com