Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Pajang Rincian APBD, Transparansi Jokowi Dipertanyakan

Kompas.com - 02/05/2014, 21:08 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum adanya publikasi rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta 2014 oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di website resmi www.jakarta.go.id serta di kantor-kantor kelurahan mendapat kritikan dari Indonesia Corruption Watch (ICW).

Koordinator Divisi Monitoring Layanan Publik ICW Febri Hendri mengatakan, rincian APBD 2014 semestinya sudah bisa dilihat di website. Apalagi, APBD 2014 telah disetujui oleh DPRD DKI Jakarta per Maret 2014.

"Kalau tahun kemarin disimpan di website. Kami lihat ada anggaran cukup rinci di website itu. Daerah lain tidak ada yang seperti itu.Tentunya kalau tahun ini tidak ada, kan jadi pertanyaan," kata Febri saat dihubungi, Jumat (2/5/2014).

Menurut Febri, publikasi rincian penggunaan APBD harus dilakukan karena hal tersebut sesuai dengan semangat transparansi anggaran yang sering didengungkan oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama.

"Ini kan APBD disahkannya sudah lama. Harusnya sudah segera, satu hari atau dua hari kedepan harus segera dipenuhi. Karena itu hak warga untuk tahu informasi," ucap Febry.

APBD DKI Jakarta 2014 mencapai angka Rp 72 trilliun, atau meningkat Rp 31 triliun dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 41 triliun. APBD disetujui oleh DRPD DKI Jakarta sejak 22 Januari 2014. Namun Menteri Dalam Negeri melakukan beberapa koreksi hingga akhirnya APBD ditetapkan dan mulai dapat digunakan per Maret 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com