Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Pamer dan Kritik Pemerintah Pusat di Depan Menteri

Kompas.com - 21/05/2014, 13:08 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memamerkan hasil kerja cepat di Ibu Kota sekaligus melontarkan kritik kepada pemerintah pusat soal ketahanan komoditas pangan di daerah-daerah.

Di sela acara yang dipandu pengusaha Chairul Tanjung tersebut, Jokowi mengatakan bahwa komunikasi antara pemerintah pusat dan kepala daerah sangat kurang. Alhasil, roda ekonomi daerah terkesan jalan sendiri-sendiri.

"Mestinya yang begini tiap bulan. Komunikasi dengan presiden, menko, gubernur, dan wali kota harus sering dilakukan," ujar Jokowi di depan sejumlah menteri, gubernur, serta wali kota se-Indonesia dalam acara Rapat Koordinasi Nasional V Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) 2014 di Grand Sahid Hotel, Jakarta, Rabu (21/5/2014).

Jokowi mengaku bekerja cepat di Jakarta. Demi mewujudkan ketahanan pangan bagi 10 juta penduduk di Ibu Kota, pihaknya telah bekerja sama dengan tiga pemerintah provinsi daerah, yakni Lampung, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Sulawesi Selatan.

"Saya 'main' ke Sulawesi Selatan, saya kaget, ada surplus beras 2,6 juta ton, sementara kita di Jakarta stoknya terbatas. Detik itu juga kita tanda tangan, detik itu juga kita kirim beras ke Jakarta," ujarnya.

"Dengan Lampung juga sama, buah melimpah, sayur melimpah, sementara di Jakarta semua itu impor. Ketakutan saya kalau ndak segera dipasok, nanti diisi impor lagi," ujar Jokowi.

Seharusnya, lanjut Jokowi, kerja sama antara daerah tersebut menjadi program pemerintah pusat, bukan inisiatif kepala daerah. Kekuatan komoditas pangan satu daerah harus menjadi penopang bagi daerah lainnya dan sebaliknya.

Dia berharap pemerintah pusat lebih peka atas potensi komoditas pangan yang ada di suatu daerah, bahkan mengelolanya untuk kebutuhan rakyat, bukan bergantung pada impor.

Rakornas V TPID 2014 ini diikuti gubernur dan wali kota/bupati yang mewakili 33 provinsi dan 200 kabupaten/kota. Tujuannya ialah untuk mengevaluasi pengendalian inflasi daerah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com