Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Kota Tetap Berbenah

Kompas.com - 10/07/2014, 16:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejarah baru terpilihnya pemimpin negeri ini ditunggu banyak pihak. Pemprov DKI Jakarta mengharapkan masuknya babak baru hubungan pemerintah pusat dan daerah. Pemimpin baru diharapkan konsisten membangun kerja sama yang selama ini kurang maksimal.

Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan, siapa pun yang terpilih nantinya, baik itu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa maupun Joko Widodo-Jusuf Kalla, tidak jadi persoalan. Namun, ia sangat berharap pemimpin baru ini mempunyai perhatian lebih terkait program yang akan dikembangkan di Jakarta.

”Siapa pun presiden tidak ada masalah. Akan tetapi, saya pribadi memimpikan seorang yang membangun dengan hati. Seperti Soekarno, punya keinginan membangun Indonesia dan Jakarta. Sebab, kami mempunyai beberapa program besar yang perlu koordinasi yang baik dengan pusat,” ujar Basuki setelah menggunakan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 65, Muara karang, Jakarta Utara, Rabu (9/7).

Sayangnya, selama ini pemerintah pusat belum pernah melibatkan DKI dalam rapat kabinet yang membahas masalah kota. Padahal, ada banyak program besar yang akan digenjot Pemprov di antaranya percepatan sistem transportasi massal terintegrasi, pengembangan Jakarta sebagai pusat logistik nasional, juga mempercepat pembangunan stasiun pengisian bahan bakar gas.

Untuk sistem transportasi, Basuki menuturkan rencana adanya peleburan kereta komuter PT KAI dengan proyek mass rapid transit (MRT). Menurut Basuki, peleburan ini akan memudahkan dan menguntungkan kedua belah pihak.

Sementara itu, untuk pengembangan Jakarta sebagai pusat logistik nasional merupakan sebuah proyek besar. Menurut rencana, program ini akan menggabungkan beberapa perusahaan yang memiliki basis industri yang sama.

”Seperti Singapura, program ini perlu didukung dengan moda transportasi yang memadai. Oleh karena itu, kami juga berencana membangun pelabuhan dan bandar udara baru. Semua ini tentu butuh dukungan dan persetujuan pusat,” kata Basuki.

Butuh konsistensi

Senada dengan Basuki, kerja sama dengan pemerintah pusat diharapkan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DKI Jakarta Andi Baso. Andi mengatakan, aturan dan dokumen kerja sama sudah banyak dibuat.

”Yang belum jalan dengan baik adalah konsistensi menjalankan kerja sama itu,” kata Andi.

Sejumlah persoalan Ibu Kota, kata Andi, perlu kerja sama dengan pemerintah pusat antara lain penanganan banjir, krisis air bersih, dan mencari solusi kemacetan lalu lintas. Banyak komitmen yang sudah dibuat bersama, tetapi tidak banyak langkah signifikan yang dapat dicapai selama puluhan tahun.

Andi juga mengingatkan kepada pemerintah pusat, siapa pun presidennya nanti, untuk setia merealisasikan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibu kota Jakarta sebagai Ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia. Walau sudah sejak tahun 2007 undang-undang itu ada, belum pernah benar-benar diterapkan.

Bertahun-tahun, DKI Jakarta berjuang tertatih menyelesaikan persoalan pelik kota. Namun, selama itu pula Jakarta belum pernah menerima dana alokasi khusus dari pemerintah pusat. Padahal, DKI membutuhkan bantuan itu untuk menyelesaikan sejumlah persoalan besar.

Pemerintah pusat harus turun tangan membantu menyelesaikan masalah Ibu Kota, sebab masalah ini terkait dengan wilayah di sekitar Jakarta. Selama ini pemerintah membentuk badan kerja sama antarprovinsi (BKSP). Namun, lembaga ini tidak memiliki kewenangan mengeksekusi kesepakatan bersama.

”Momentum ini seharusnya menjadi awal langkah menata kembali Jakarta sebagai ruang tamu negara,” kata Andi.

Agar beban kota tidak terus bertambah, pemerintah pusat sebaiknya serius memikirkan pusat pertumbuhan ekonomi baru di luar Jakarta. Dengan cara ini, pertumbuhan Kota Jakarta dapat dikendalikan.

”Kami ingin industri berat tidak ada lagi di Jakarta, tetapi dibangun di luar kota,”ujarnya. (A10/NDY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com