Meski demikian, Boy mengatakan belum mendapat instruksi apa pun dari DPP PDI-P. Oleh karena itu, Boy mengaku belum dapat memastikan apakah ia akan benar-benar bisa maju dalam pencalonan DKI 2.
"Belum ada ke saya. Tapi setahu saya dari PDI-P kan banyak. Ada Rieke (anggota DPR RI, Rieke Diah Pitaloka) juga," kata Boy saat dihubungi pada Rabu (27/8/2014).
Walau terkesan ragu dengan pencalonannya, Boy menegaskan bahwa ia yakin bahwa wagub DKI mendatang berasal dari partainya. Ia menilai, secara etika dan komposisi partai pengusung pada Pilkada DKI 2012, yang berhak mengajukan calon adalah PDI-P.
Menurut dia, saat Jokowi-Ahok diusung oleh PDI-P dan Gerindra pada Pilkada DKI 2012, Jokowi berstatus perwakilan PDI-P, sementara Ahok dari Gerindra.
Oleh karena itu, apabila kemudian Jokowi pergi meninggalkan posisinya dan Ahok yang naik, maka sudah selaiknya wakil dari PDI-P yang mengisi posisi yang ditinggalkan oleh Ahok.
"Jadi, yang penting ada dari PDI-P. Memang partai pengusung ada dua, yakni PDI-P dan Gerindra. Namun, etikanya kan yang naik harus dari PDI-P," ujar mantan Wakil Ketua DPRD periode 2009-2014 itu.
Sejauh ini, ada enam nama yang disebut-sebut memiliki peluang kuat untuk mendampingi Ahok. Enam nama itu terdiri atas empat politisi PDI-P, satu politisi Gerindra, dan satu dari kalangan birokrat di lingkungan Pemprov DKI Jakarta.
Selain Boy, tiga nama dari PDI-P adalah anggota DPR RI, Rieke Diah Pitaloka; mantan Wali Kota Surabaya, Bambang DH; dan mantan Wali Kota Blitar, Djarot Saiful Hidayat.
Sementara itu, nama yang mencuat dari kalangan Gerindra adalah anggota DPRD, Mohammad Sanusi. Adapun nama yang muncul ke permukaan dari lingkungan Pemprov DKI adalah Deputi Gubernur DKI bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Sarwo Handayani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.