Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Posisi Ketua DPRD DKI Jadi Hak Penuh PDI-P

Kompas.com - 02/09/2014, 13:51 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagai partai peraih suara terbanyak pada Pemilu Legislatif 2014 untuk wilayah DKI Jakarta, PDI Perjuangan secara otomatis berhak menempatkan kadernya untuk menempati posisi sebagai Ketua DPRD DKI periode 2014-2019. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3).

Sekretaris DPRD Mangara Pardede mengatakan, mekanisme pemilihan pimpinan di DPRD berbeda dengan di DPR RI. Di tingkat DPRD, partai pemenang secara otomatis berhak atas posisi pimpinan.

"Ketua diisi oleh partai pemenang. Posisi para wakil diisi pemenang ke-2, ke-3, ke-4, dan seterusnya," kata Mangara saat ditemui Kompas.com, Selasa (2/9/2014).

Mangara menjelaskan, PDI-P memiliki wewenang penuh mengenai kader yang berhak mereka ajukan karena tak akan ada sistem pemilihan.

"Dipilih oleh partai, kemudian diumumkan di paripurna, baru kemudian dewan mengajukan ke menteri (dalam negeri) melalui gubernur," ujarnya.

Mangara mengatakan, pengangkatan pimpinan DPRD DKI yang baru akan dilakukan setelah penyusunan tata tertib. Ia berharap, kedua tahapan tersebut bisa selesai pada bulan ini.

"Sekarang masih menyusun tata tertib. Setelah itu baru masuk ke pimpinan dewan. Mudah-mudahan tidak lama dan selesai bulan ini," kata Mangara.

Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan DKI Jakarta telah mengajukan dua nama untuk menjadi ketua DPRD DKI. Kedua nama itu adalah Wakil Ketua DPD PDI-P DKI Prasetyo Edi Marsudi dan Sekretaris DPD PDI-P Pantas Nainggolan.

Ketua DPD PDI-P DKI Boy Sadikin mengatakan, pihaknya telah mengeluarkan surat keputusan (SK) untuk mengajukan dua nama tersebut. Setelah itu, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang akan memilih langsung.

"SK-nya sudah keluar. Nanti ada psikotes serta fit and proper test dari DPP. Nanti Bu Mega sendiri yang menentukan siapa yang pas jadi ketua DPRD DKI," ujarnya.

Pada Pemilu Legislatif 2014, lima partai yang masuk lima besar untuk daerah pemilihan DKI Jakarta adalah PDI-P, Partai Gerindra, PKS, PPP, dan Partai Demokrat. Dengan demikian, jabatan ketua akan dipegang oleh PDI-P, sedangkan keempat wakilnya masing-masing dari Partai Gerindra, PKS, PPP, dan Partai Demokrat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasang Billboard Skincare 'Cerah' di Bogor, Bima Arya Akui Terkait Pilkada Jabar

Pasang Billboard Skincare "Cerah" di Bogor, Bima Arya Akui Terkait Pilkada Jabar

Megapolitan
Dijanjikan Komisi dari 'Like' dan 'Subscribe' Youtube, Korban Ditipu Rp 800 Juta

Dijanjikan Komisi dari "Like" dan "Subscribe" Youtube, Korban Ditipu Rp 800 Juta

Megapolitan
Dua Penipu Modus 'Like' dan 'Subscribe Youtube Ditangkap, Dikendalikan WNI di Kamboja

Dua Penipu Modus "Like" dan "Subscribe Youtube Ditangkap, Dikendalikan WNI di Kamboja

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kehadiran Marshel di Pilkada Tangsel Dianggap Muluskan Kemenangan Benyamin Pilar | Akhir Pelarian Ketua Panitia Konser Lentera Festival

[POPULER JABODETABEK] Kehadiran Marshel di Pilkada Tangsel Dianggap Muluskan Kemenangan Benyamin Pilar | Akhir Pelarian Ketua Panitia Konser Lentera Festival

Megapolitan
WNI di Kamboja Jadi Dalang Penipuan 'Like' dan 'Subscribe' Youtube di Indonesia

WNI di Kamboja Jadi Dalang Penipuan "Like" dan "Subscribe" Youtube di Indonesia

Megapolitan
Penolakan Tapera Terus Menggema, Buruh dan Mahasiswa Kompak Gelar Unjuk Rasa

Penolakan Tapera Terus Menggema, Buruh dan Mahasiswa Kompak Gelar Unjuk Rasa

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 28 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 28 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rombongan Tiga Mobil Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok, Ini Alasannya

Rombongan Tiga Mobil Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok, Ini Alasannya

Megapolitan
Pemkot Jaksel Diminta Tindak Tegas Dua Restoran di Melawai yang Dianggap Sebabkan Kegaduhan

Pemkot Jaksel Diminta Tindak Tegas Dua Restoran di Melawai yang Dianggap Sebabkan Kegaduhan

Megapolitan
Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan di Sejumlah Jalan Jaksel Imbas Pembangunan Drainase

Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan di Sejumlah Jalan Jaksel Imbas Pembangunan Drainase

Megapolitan
Pemkot Jaksel Sidak Dua Restoran di Melawai yang Dikeluhkan Warga Sebabkan Parkir Liar

Pemkot Jaksel Sidak Dua Restoran di Melawai yang Dikeluhkan Warga Sebabkan Parkir Liar

Megapolitan
Senangnya Laim, Tak Perlu Lagi Timba Air 40 Liter di Sumur Tua Hutan Setiap Hari

Senangnya Laim, Tak Perlu Lagi Timba Air 40 Liter di Sumur Tua Hutan Setiap Hari

Megapolitan
Kesaksian Jemaat soal Perselisihan Penggunaan Gereja di Cawang yang Berujung Bentrok

Kesaksian Jemaat soal Perselisihan Penggunaan Gereja di Cawang yang Berujung Bentrok

Megapolitan
Terkait PPDB di Jakarta, Disdik DKI Diminta Evaluasi Kuota dan Jangkauan Jalur Zonasi

Terkait PPDB di Jakarta, Disdik DKI Diminta Evaluasi Kuota dan Jangkauan Jalur Zonasi

Megapolitan
PPDB 'Online' Diklaim Efektif Cegah Adanya 'Siswa Titipan'

PPDB "Online" Diklaim Efektif Cegah Adanya "Siswa Titipan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com