Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Apa Pun Kebijakannya Akan Rentan Penyelewengan kalau Masih Gunakan Uang

Kompas.com - 30/09/2014, 17:38 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama mengakui masih banyak kendala dalam uji coba penerapan sistem parkir berbayar. Terlebih lagi, masih banyak juru parkir yang menerima uang dari pengendara yang memarkirkan kendaraan di pinggir Jalan Agus Salim atau Jalan Sabang.

Padahal, mereka telah diberi gaji sebesar dua kali nilai upah minimum provinsi (UMP) sebesar Rp 2,4 juta atau secara total Rp 4,8 juta.

"Apa pun itu kebijakannya, (jika) masih menggunakan uang, pasti rentan penyelewengan. Siapa pun yang melihat uang pasti pada ijo (hijau) matanya," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Selasa (30/9/2014).

Bahkan, dia melanjutkan, uang-uang koin yang dimasukkan ke dalam meteran parkir dapat dicuri. Oleh karena itu, ke depannya, ia menginginkan pembayaran meteran parkir menggunakan uang elektronik (e-money).

Penerapan e-money pada meteran parkir itu memerlukan kerja sama dengan bank. Hanya, dia melanjutkan, perlu lelang tender untuk menentukan bank mana yang dapat bekerja sama dengan DKI.

"Bank-bank ini tidak bisa bekerja sama dengan DKI, sebelum dinyatakan sebagai pengelola penerapan meteran parkir. Kalau sekarang mah biarkan saja (pakai koin), namanya juga zaman Jahiliyah," kata Basuki.

Ia mengaku masih sulit mengontrol pemberian uang ke juru parkir. Sebab, banyak pihak mengira sistem parkir berbayar hanya diterapkan hingga pukul 22.00. Setelah itu, sistem itu tidak lagi berjalan, dan pengendara lebih memilih memberikan uang parkir kepada juru parkir.

"Makanya sekarang masih (banyak warga) dipalakin. Harus menggunakan e-money. Biarkan sajalah, memang semua kacau-balau, namanya zaman Jahiliyah. Memang faktanya begitu," ujar Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com