Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Orang Lakukan Aksi Tolak UU Pilkada Saat "Car Free Day"

Kompas.com - 12/10/2014, 09:51 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Memanfaatkan momen car free day, sejumlah elemen massa yang tergabung dalam parade rakyat melakukan aksi penolakan Undang-Undang Pilkada langsung oleh DPRD di Bundaran Hotel Indonesia (HI), di Jakarta Pusat, Minggu (12/10/2014).

Berdasarkan pantauan Kompas.com, aksi ini dilakukan secara bersama oleh masyarakat Ibu Kota yang tengah berolahraga pagi di sekitar Bundaran HI.

Pesan-pesan penolakan terhadap Undang-Undang Pilkada langsung oleh DPRD dikumandangkan melalui pengeras suara. Beberapa peserta aksi juga aktif menarik partisipasi pengunjung car free day, misalnya dengan mengajak warga mencelupkan tinta sebagai bentuk dukungan dan juga mengajak warga mendaftarkan diri untuk memberikan petisi bagi gugatan terhadap UU Pilkada.

Para pengunjuk rasa yang berjumlah sekitar kurang lebih 30 orang itu juga menunjukkan spanduk berisi penolakan terhadap pilkada langsung oleh DPRD, di antaranya bertuliskan "Menggugat pilkada atau menggugat uu yang menghilangkan hak pilih anda", "Undang-undang pilkada kita gagalkan", "Suara-suara itu tidak bisa dipenjarakan, di sana bersemayam kemerdekaan, apabila engkau memaksa dan diam, aku siapkan untukmu pemberontakan", dan lainnya.

Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Hazar mengatakan, aksi ini ditujukan untuk mengingatkan masyarakat bahwa penolakan terhadap UU Pilkada masih tetap dilakukan. "Hari ini kita menolak Undang-Undang Pilkada. Anggap ini latihan bahwa di depan kita ada ancaman serius," kata Haris, saat melakukan orasi, Minggu pagi.

Haris menyampaikan, pemilihan kepala daerah oleh DPRD sudah menghilangkan partisipasi warga dalam menyuarakan hak pilihnya, hanya menguntungkan elite politik dan partai, dan tidak berpihak kepada rakyat.

"Undang-Undang Pilkada hanya produk, hasil dari mesin korupsi yang korupsi. Ini kan jalan menuju sana. Tujuan elite ini menyelamatkan kepentingan mereka," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Megapolitan
Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi 'Online'

Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi "Online"

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Megapolitan
Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Megapolitan
Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Megapolitan
Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com