Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terbakar saat Memotong Pesawat, Seorang Pekerja Meninggal Dunia

Kompas.com - 12/10/2014, 19:27 WIB
Robertus Belarminus,
Alsadad Rudi

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com
- Seorang pekerja (bukan pegawai Garuda Maintenance Facility seperti diberitakan sebelumnya, red) meninggal dunia setelah mengalami luka bakar saat memotong ekor pesawat rusak di area Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (12/10/2014). Satu orang lainnya dalam kondisi kritis dan dirawat di RSUD Tangerang.

GMF Corporate Secretary Dwi Aji mengatakan, korban meninggal dunia setelah dibawa ke rumah sakit. Korban adalah pekerja PT Wirasjaya, perusahaan pemotongan pesawat yang sudah tak terpakai lagi.

"Jadi informasi yang kami terima, satu orang meninggal tadi sore pukul 17.00 di RSUD Tangerang," kata Dwi kepada Kompas.com, Minggu petang.

Kepala Humas RSUD Tangerang Muhammad Nizar mengatakan, korban meninggal dunia bernama Jamari (bukan Wanto seperti diberitakan sebelumnya). Pemuda berusia 24 tahun itu meninggal dunia akibat luka bakar yang dialaminya. Adapun Wanto tengah dirawat di unit perawatan intensif RSUD. Ia mengalami luka bakar pada separuh tubuhnya.

Kepala Polres Bandara Soekarno-Hatta Komisaris Besar Polisi CH Patoppoi membenarkan informasi tentang korban meninggal tersebut. Ia mengatakan, kebakaran itu terjadi pukul 13.25 WIB di area bengkel GMF. Saat itu dua pekerja bernama Wanto dan Jamari tengah melakukan pemotongan badan pesawat yang tidak terpakai.

"Pada saat dipotong, mengeluarkan api dan menyebabkan pesawat yang dipotong bagian ekor pesawat terbakar. Api sudah padam, dua pegawai mengalami luka bakar, selanjutnya dibawa ke RSUD Tangerang," kata Pattopoi melalui keterangan pers yang diterima Kompas.com, Minggu sore.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Kompas.com, pesawat itu terbakar di dekat ujung landasan pacu. Pesawat itu tak memiliki nomor registrasi dan tidak diketahui siapa pemiliknya.

Manajer Humas Bandara Soekarno-Hatta Angkasa Pura II Yudis Tiawan mengatakan, pesawat itu sebelumnya milik Sriwijaya Air. "Jadi tadinya itu punya Sriwijaya. Lagi ada di Garuda Maintenance buat dijual ke pihak lain," kata Yudis kepada Kompas.com.|

Manager Humas Sriwijaya Air Agus Sudjono mengatakan, pesawat itu dulu milik Sriwijaya Air, tetapi kini telah dijual. "Itu dulu punya Sriwijaya, sudah dijual bukan milik kita lagi. Kita gak berhak komentar," kata Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Megapolitan
Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Megapolitan
Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Megapolitan
Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

Megapolitan
Polda Sulut Benarkan Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha di Jakarta, tetapi Tak Izin Pimpinan

Polda Sulut Benarkan Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha di Jakarta, tetapi Tak Izin Pimpinan

Megapolitan
Mantan Karyawan Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris untuk Bayar Utang Judi dan Beli Motor

Mantan Karyawan Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris untuk Bayar Utang Judi dan Beli Motor

Megapolitan
Pabrik Arang di Balekambang Baru Disegel, Warga Sudah Hirup Asap Pembakaran Arang Selama 15 Tahun

Pabrik Arang di Balekambang Baru Disegel, Warga Sudah Hirup Asap Pembakaran Arang Selama 15 Tahun

Megapolitan
Baru Kerja Sebulan, Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris Gelapkan Uang Rp 172 Juta

Baru Kerja Sebulan, Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris Gelapkan Uang Rp 172 Juta

Megapolitan
Sudah 4 Bulan Permukiman Cipayung Depok Banjir, Akses Jalan Bulak Barat-Pasir Putih Terputus

Sudah 4 Bulan Permukiman Cipayung Depok Banjir, Akses Jalan Bulak Barat-Pasir Putih Terputus

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Segera Bangun RDF Plant Baru di Rorotan dan Pegadungan

Pemprov DKI Diminta Segera Bangun RDF Plant Baru di Rorotan dan Pegadungan

Megapolitan
Terima 256 Aduan Soal THR Lebaran 2024, Pemprov DKI Beri Tenggat Perusahaan hingga Akhir Tahun Ini

Terima 256 Aduan Soal THR Lebaran 2024, Pemprov DKI Beri Tenggat Perusahaan hingga Akhir Tahun Ini

Megapolitan
Banjir di Permukiman Depok Tak Surut 4 Bulan, Ketua RT Duga karena Tumpukan Sampah Tak Ditangani

Banjir di Permukiman Depok Tak Surut 4 Bulan, Ketua RT Duga karena Tumpukan Sampah Tak Ditangani

Megapolitan
Ulah Pengemudi Mobil Dinas Polri di Depok: Tabrak Motor lalu Kabur, Berujung Dibawa Satlantas

Ulah Pengemudi Mobil Dinas Polri di Depok: Tabrak Motor lalu Kabur, Berujung Dibawa Satlantas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com