Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usia 15 Tahun, Ahm Sudah Merampok

Kompas.com - 23/10/2014, 16:29 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Borgol di tangannya ditambatkan pada tiang menara air di depan ruang tahanan. Wajah dan pakaiannya kumal. Dari balik kerah kausnya tampak tato di dadanya. Di sela sel tahanan, beberapa wajah tersangka berebut melihat dia.

”Dia nyaris dipukuli para penghuni ruang tahanan. Oleh karena itu, sementara ini dia kami tambatkan di luar ruang tahanan menunggu suasana tidak memanas lagi,” kata Kanit Reskrim Polsek Metro Palmerah, Jakarta Barat, Ajun Komisaris Marbun, di Polsek Metro Palmerah, Rabu (22/10/2014) sore.

Laki-laki di bawah umur itu berinisial Ahm (15). Ia mengaku hanya ikut temannya, tersangka Adam (18), merampok sepeda motor. Adam masih buron. Ahm membantah bahwa dialah yang membawa dan menodong korban dengan golok. Menurut dia, Adamlah pelakunya.

”Lho, gimana, kamu bilang ini bukan golokmu? Kalau bukan kamu, mengapa golok ini ada di sini?” tanya Marbun sambil menunjukkan golok Ahm. Melihat golok tersebut, Ahm diam, tetapi tetap bersikeras, ia hanya ikut-ikutan.

”Saya baru sekali ini, Om,” ucap Ahm. Marbun yang dipanggil Om kesal. Melihat hal itu, beberapa wartawan dan penghuni ruang tahanan menahan tawa.

Henry (13), pemilik sepeda motor Yamaha Nouvo yang ditemui di Polsek Metro Palmerah, kemarin, menjelaskan, menjelang kejadian, ia dan teman-temannya, siswa kelas dua SMP Negeri 61, selesai sekolah.

Mereka sedang duduk di Taman Segitiga, Slipi, Jakbar. Rabu sore itu, sekitar pukul 15.30, datang Junaedi (13) dan Hendra (13) meminjam sepeda motor Henry untuk membeli air minum dan ke tempat jasa fotokopi.

Saat sedang memarkir sepeda motor di Pasar Slipi Jaya, mereka dihampiri Ahm dan Adam yang datang dengan sepeda motor matic Yamaha Mio. Ahm turun kemudian menodong Junaedi dan Hendra. Keduanya dipaksa ikut ke satu tempat. Kedua pelaku masing-masing mengendarai Nouvo dan Mio, sedangkan kedua korban masing-masing membonceng.

Sesampainya di salah satu sudut jembatan, salah seorang pelaku membentak, ”Serahkan telepon genggammu atau sepeda motormu, atau kepalamu saya pukul.”

Beberapa warga yang melihat Ahm bicara sambil mengacung-acungkan golok ke kedua korban datang hendak melerai. Melihat beberapa warga berdatangan, Adam yang mengendarai Nouvo dan memboncengkan Hendra hendak kabur.

Ahm pun dikeroyok warga dan dibawa ke Polsek Metro Palmerah. ”Sampai sekarang sepeda motor dan Hendra belum kembali,” ungkap Henry, yang datang bersama kakak perempuannya.

Menurut Ahm, sebelum ia diajak Adam merampok sepeda motor, Ahm sedang bekerja sebagai juru parkir di Pasar Slipi Jaya. ”Adam bilang, ayo ikut. Saya tanya, ikut ke mana. Adam bilang, sudah ikut saja, cari uang,” ujar Ahm.

Ia melihat, Adam sudah membawa golok, tetapi Ahm tidak bertanya, mengapa Adam membawa golok. ”Karena dipaksa, saya ikut saja,” kilahnya. Ia mengaku awalnya tidak tahu bahwa Adam mengajak Ahm merampok.

Menurut Ahm, awalnya Adam berniat merampas telepon genggam korban. Marbun yang sudah belasan tahun di lapangan menangani kasus-kasus kejahatan jalanan tentu saja tidak percaya.

”Saya menduga, kamu bukan hanya tidak tahu dan bukan cuma melakukan kejahatan secara spontan, tetapi sudah merencanakan hal ini lebih dulu,” ucap Marbun.

Ahm menggelengkan kepala, kembali membantah. ”Saya cuman ikut-ikutan. Saya tidak tahu mau diajak merampok oleh Adam,” ujar Ahm.

”Ah kamu, ini buktinya?” kata Marbun sambil kembali menunjukkan golok yang digunakan untuk menodong. Ahm berkata, itu golok Adam. Yang menodong golok pun bukan Ahm, melainkan Adam.

Beberapa saksi, termasuk saksi korban yang dimintai keterangan polisi, mengatakan, yang menodong golok adalah Ahm. Marbun tidak heran dengan pengakuan para saksi. ”Kelakuan penjahat umumnya, ya, begitu itu,” tandasnya. (WIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dijanjikan Komisi dari 'Like' dan 'Subscribe' Youtube, Korban Ditipu Rp 800 Juta

Dijanjikan Komisi dari "Like" dan "Subscribe" Youtube, Korban Ditipu Rp 800 Juta

Megapolitan
Dua Penipu Modus 'Like' dan 'Subscribe Youtube Ditangkap, Dikendalikan WNI di Kamboja

Dua Penipu Modus "Like" dan "Subscribe Youtube Ditangkap, Dikendalikan WNI di Kamboja

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kehadiran Marshel di Pilkada Tangsel Dianggap Muluskan Kemenangan Benyamin Pilar | Akhir Pelarian Ketua Panitia Konser Lentera Festival

[POPULER JABODETABEK] Kehadiran Marshel di Pilkada Tangsel Dianggap Muluskan Kemenangan Benyamin Pilar | Akhir Pelarian Ketua Panitia Konser Lentera Festival

Megapolitan
WNI di Kamboja Jadi Dalang Penipuan 'Like' dan 'Subscribe' Youtube di Indonesia

WNI di Kamboja Jadi Dalang Penipuan "Like" dan "Subscribe" Youtube di Indonesia

Megapolitan
Penolakan Tapera Terus Menggema, Buruh dan Mahasiswa Kompak Gelar Unjuk Rasa

Penolakan Tapera Terus Menggema, Buruh dan Mahasiswa Kompak Gelar Unjuk Rasa

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 28 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 28 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rombongan Tiga Mobil Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok, Ini Alasannya

Rombongan Tiga Mobil Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok, Ini Alasannya

Megapolitan
Pemkot Jaksel Diminta Tindak Tegas Dua Restoran di Melawai yang Dianggap Sebabkan Kegaduhan

Pemkot Jaksel Diminta Tindak Tegas Dua Restoran di Melawai yang Dianggap Sebabkan Kegaduhan

Megapolitan
Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan di Sejumlah Jalan Jaksel Imbas Pembangunan Drainase

Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan di Sejumlah Jalan Jaksel Imbas Pembangunan Drainase

Megapolitan
Pemkot Jaksel Sidak Dua Restoran di Melawai yang Dikeluhkan Warga Sebabkan Parkir Liar

Pemkot Jaksel Sidak Dua Restoran di Melawai yang Dikeluhkan Warga Sebabkan Parkir Liar

Megapolitan
Senangnya Laim, Tak Perlu Lagi Timba Air 40 Liter di Sumur Tua Hutan Setiap Hari

Senangnya Laim, Tak Perlu Lagi Timba Air 40 Liter di Sumur Tua Hutan Setiap Hari

Megapolitan
Kesaksian Jemaat soal Perselisihan Penggunaan Gereja di Cawang yang Berujung Bentrok

Kesaksian Jemaat soal Perselisihan Penggunaan Gereja di Cawang yang Berujung Bentrok

Megapolitan
Terkait PPDB di Jakarta, Disdik DKI Diminta Evaluasi Kuota dan Jangkauan Jalur Zonasi

Terkait PPDB di Jakarta, Disdik DKI Diminta Evaluasi Kuota dan Jangkauan Jalur Zonasi

Megapolitan
PPDB 'Online' Diklaim Efektif Cegah Adanya 'Siswa Titipan'

PPDB "Online" Diklaim Efektif Cegah Adanya "Siswa Titipan"

Megapolitan
Putusan Bawaslu: Dharma Pongrekun-Kun Wardana Boleh Perbaiki Berkas Pencalonan Pilkada Jakarta

Putusan Bawaslu: Dharma Pongrekun-Kun Wardana Boleh Perbaiki Berkas Pencalonan Pilkada Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com