Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

26 RW Tergenang Banjir, Puluhan Ribu Warga Mengungsi

Kompas.com - 21/11/2014, 10:15 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar 6.645 keluarga atau setara dengan 20.813 jiwa warga DKI Jakarta saat ini berada di tempat pengungsian akibat banjir yang menggenangi permukiman tempat tinggal mereka sejak Kamis (20/11/2014). Banjir menggenangi tujuh kelurahan yang tersebar di lima kecamatan, dua di wilayah Jakarta Selatan dan tiga di Jakarta Timur.

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebutkan, kelurahan-kelurahan yang terkena banjir adalah Pengadegan, Rawa Jati (Pancoran), Pejaten Timur (Pasar Minggu), Bidara Cina, Kampung Melayu (Jatinegara), Cawang, Cililitan (Kramatjati).

"Total ada 26 RW yang tergenang. Paling banyak di Kelurahan Kampung Melayu dengan delapan RW, dan paling sedikit di Cawang dengan satu RW," kata Kepala BPBD DKI Jakarta Bambang Musyawardana, Kamis (20/11/2014).

Ketinggian air bervariasi, mulai dari 30 hingga 400 centimeter. Titik terparah berada di RW 16 Kelurahan Cililitan dengan ketinggian air berkisar 100-200 centimeter. Sedangkan titik terendah berada di empat RW yang berada di Kelurahan Rawa Jati, masing-masing RW 1, 3, 6, dan 7. Di empat RW tersebut ketinggian air berkisar 30-100 centimeter.

Saat ini, para warga yang terkena banjir mengungsi ke sejumlah tempat. Total ada 12 tempat yang menjadi lokasi pengungsian. Tempat-tempat tersebut yakni flyover Ciliwung, Mushola Al-hikmah, Puskesmas 1 Rawajati, Puskesmas 2 Rawajati, SD 5 Rawajati, SD 7 Rawajati, Sasana Krida, Masjid At-tawwabin, Mushola Alawabin, Posko RW 3 Kampung Melayu, RS Hermina Kampung Melayu, dan Kantor Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur.

BPBD DKI Jakarta mengimbau warga memanfaatkan dua nomor call center, yakni 021-164 dan 021-1708, untuk pengaduan atau laporan kondisi banjir sehingga penanganan dapat segera dilakukan.

"Kalau ada yang terluput dari pantauan petugas, maka kami mengimbau warga memanfaatkan fasilitas call center," ucap Bambang.

Laporan dari warga akan ditindaklanjuti tim reaksi cepat dari BPBD untuk selanjutnya dikooordinasikan dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Kebutuhan warga akan diinformasikan ke dinas terkait, antara lain Dinas Sosial, Dinas Kebersihan, Dinas Pertamanan dan Pemakaman, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perindustrian dan Energi, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, dan Satpol PP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com