Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Larang Sepeda Motornya Sekarang, Kok Beli Bus Gratisnya Baru Tahun Depan, Pak Ahok?"

Kompas.com - 26/11/2014, 07:51 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pro dan kontra masih mewarnai kebijakan pelarangan sepeda motor melintas di kawasan Jalan MH Thamrin-Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Seorang warga Puri Kembangan, Jakarta Barat, Adam Martin (26), keberatan dengan kebijakan itu. Menurut dia, seharusnya, sebelum menerapkan kebijakan tersebut, Pemerintah Provinsi DKI membenahi transportasi massal terlebih dahulu. Dia menilai, penerapan saat ini terkesan dipaksakan dan tak diikuti solusi bagi pengguna jalan.  

"Saya bingung banget sama kebijakan mengatasi macet yang satu ini dari Pak Ahok (Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama). Larang sepeda motor, tetapi tidak disediakan lahan parkir. Beli bus gratisnya juga baru tahun depan," kata Adam, yang bekerja di kawasan MH Thamrin, kepada Kompas.com, Selasa (25/11/2014).

Rencananya, pada tahun 2015, Pemprov DKI akan membeli 100 bus tingkat. Sementara itu, penerapan pelarangan sepeda motor akan dilaksanakan pada 17 Desember 2014. Pemprov DKI menyediakan lima bus tingkat wisata gratis, transjakarta di Koridor I, dan angkutan umum lainnya yang melintas di kawasan tersebut sebagai alternatif bagi pengguna sepeda motor. Akhir pekan ini, DKI bakal menerima sebanyak lima bus dari Tahir Foundation.

Untuk lahan parkir sepeda motor, DKI menggunakan gedung-gedung yang sudah ada, antara lain di Lapangan IRTI Monas, Hotel Pullman/Wisma Nusantara, dan Grand Indonesia.

"Saya enggak kuat deh lihat bon parkirnya kalau disuruh park and ride di parkiran Grand Indonesia. Saya ini kerja dari pagi sampai malam, bisa-bisa bon parkirnya nyampe Rp 50.000 lagi tiap harinya. Sudah BBM naik, sekarang dipersulit lagi sama aturan ini," keluh Adam.

Tak hanya Adam, Adi (29) yang bekerja di kawasan Jalan Medan Merdeka Selatan juga tak sepakat dengan kebijakan tersebut. Menurut dia, seharusnya Pemprov DKI dapat memberi jaminan bahwa angkutan massal yang disediakannya nyaman dan aman. Transjakarta yang dibanggakan oleh Pemprov DKI, lanjut dia, tak jarang bermasalah. Adi mengaku tidak akan beralih menggunakan transportasi umum. Ia lebih memilih mencari jalan pintas atau alternatif menuju kantornya.

"Saya kapok parkir kalau bukan di kantor saya. Waktu itu, saya parkir di IRTI, beda yang jaga (parkir), beda juga 'nembak' tarif parkirnya. Benahi dulu deh lahan parkir sama busnya, baru aturannya diterapin. Nah ini, aturannya diterapin, baru benahi bus sama yang lainnya," kata Adi.

Penolakan juga disampaikan oleh Asep (50), seorang tukang ojek yang biasa mangkal di kawasan Bunderan Hotel Indonesia. Asep mengatakan, ia tidak akan mengikuti aturan tersebut, dan lebih memilih untuk mengantarkan pelanggannya menggunakan jalur belakang (jalur tikus). Ia menduga, pada masa mendatang, sepeda motor akan dilarang melaju di semua jalan protokol Ibu Kota, tidak hanya di kawasan Jalan MH Thamrin-Medan Merdeka Barat saja.

"Ya nanti paling motor kayak Bajaj, tidak boleh lewat di jalan-jalan besar. Cuma mobil-mobil saja yang boleh lewat di jalan besar yang aspalnya bagus. Kita mah ikut pimpinan saja deh, dia mau bicara apa, ya sudah diikuti saja apa maunya," kata Asep.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terbentur Anggaran, Angkot Reguler di Jakut Belum Bisa Gabung JakLingko

Terbentur Anggaran, Angkot Reguler di Jakut Belum Bisa Gabung JakLingko

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 26 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 26 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
Banjir Rendam Sejumlah Titik di Jakarta Imbas Luapan Kali Ciliwung

Banjir Rendam Sejumlah Titik di Jakarta Imbas Luapan Kali Ciliwung

Megapolitan
1 dari 2 Tersangka Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi 'Deka Reset' Ditangkap

1 dari 2 Tersangka Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi "Deka Reset" Ditangkap

Megapolitan
'Mayor' Terpilih Jadi Maskot Pilkada DKI Jakarta 2024

"Mayor" Terpilih Jadi Maskot Pilkada DKI Jakarta 2024

Megapolitan
Rute Transjakarta BW9 Kota Tua-PIK

Rute Transjakarta BW9 Kota Tua-PIK

Megapolitan
Gerombolan Kambing Lepas dan Bikin Macet JLNT Casablanca Jaksel

Gerombolan Kambing Lepas dan Bikin Macet JLNT Casablanca Jaksel

Megapolitan
Harum Idul Adha Mulai Tercium, Banyak Warga Datangi Lapak Hewan Kurban di Depok

Harum Idul Adha Mulai Tercium, Banyak Warga Datangi Lapak Hewan Kurban di Depok

Megapolitan
Seorang Satpam Apartemen di Bekasi Dianiaya Orang Tak Dikenal

Seorang Satpam Apartemen di Bekasi Dianiaya Orang Tak Dikenal

Megapolitan
Banjir Akibat Luapan Kali Ciliwung, 17 Keluarga Mengungsi di Masjid dan Kantor Kelurahan

Banjir Akibat Luapan Kali Ciliwung, 17 Keluarga Mengungsi di Masjid dan Kantor Kelurahan

Megapolitan
39 RT di Jakarta Masih Terendam Banjir Sore Ini, Imbas Luapan Kali Ciliwung

39 RT di Jakarta Masih Terendam Banjir Sore Ini, Imbas Luapan Kali Ciliwung

Megapolitan
Ditemukan Kecurangan Pengisian Elpiji 3 Kg di Jabodetabek, Kerugiannya Rp 1,7 M

Ditemukan Kecurangan Pengisian Elpiji 3 Kg di Jabodetabek, Kerugiannya Rp 1,7 M

Megapolitan
Korban Penipuan 'Deka Reset' 45 Orang, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Korban Penipuan "Deka Reset" 45 Orang, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
3.772 Kendaraan di DKI Ditilang karena Lawan Arah, Pengamat : Terkesan Ada Pembiaran

3.772 Kendaraan di DKI Ditilang karena Lawan Arah, Pengamat : Terkesan Ada Pembiaran

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Kecelakaan Beruntun di Jalan Kartini Depok

Polisi Tangkap Pelaku Kecelakaan Beruntun di Jalan Kartini Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com