Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Dunia Mana yang Lebih Manusiawi dari Jakarta?

Kompas.com - 23/12/2014, 11:29 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama begitu kesal mengetahui lembaga swadaya masyarakat (LSM) Forum Warga Kota Jakarta (Fakta) menyebutkan bahwa Pemprov DKI banyak menggusur permukiman warga selama tahun 2014.

Terlebih, Ketua Fakta Azas Tigor Nainggolan menuding Basuki tidak menyenangi warga miskin tinggal di Ibu Kota.

Pria yang akrab disapa Ahok itu mengatakan, langkah Pemprov DKI dalam merelokasi warga ke rumah susun merupakan cara paling manusiawi. [Baca: Azas Tigor: Ahok Itu Tak Suka Orang Miskin Tinggal di Jakarta]

"Pernah enggak dalam sejarah republik ini, kami menyiapkan rusun full furnished (penuh furnitur di dalamnya)? Coba kasih tahu sama saya dunia mana yang lebih manusiawi dari Jakarta, jangan dilihat gusurnya," kata Basuki dengan suara meninggi, di Balai Kota, Selasa (23/12/2014).

Basuki pun mencontohkan kasus relokasi warga bantaran Waduk Pluit ke Rusun Muara Baru. Saat merelokasi warga Waduk Pluit, Basuki kesal dituding melanggar HAM oleh Komnas HAM. Padahal, saat itu warga telah diberi kompensasi rusun yang berisi lengkap dengan furnitur di dalamnya.

Kemudian, Basuki mengeluarkan telepon genggamnya dan menunjukkan beberapa foto kepada jurnalis. [Baca: Ditanya soal Anti-Orang Miskin, Suara Ahok Meninggi]

"Ini ada air laut pasang dan temboknya begitu tipis untuk menahan air. Kalau betonnya roboh, pasti banjir air pasang merendam rumah warga dan bisa 15.000 orang mati karena peristiwa ini. Kalau saya membiarkan hal ini terjadi, kamu bilang saya kejam enggak? Ya, kalau ada yang bilang saya kejam, brengsek saja. Sekarang gue pindahin dia ke rumah susun supaya hidupnya lebih baik, lo bilang gue kejam juga," kata Basuki lagi masih dengan suaranya yang meninggi sambil berlalu.

Sebelumnya Ketua Fakta Azas Tigor Nainggolan menyimpulkan bahwa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak menyukai keberadaan orang miskin.

"Ahok (Basuki) itu enggak suka orang miskin tinggal di Jakarta. Orang miskin dalam pikiran Ahok itu negatif. Sumber macet, sumber kumuh. Makanya harus disingkirin dari Jakarta," ujar Azas, hari Minggu lalu.

Hal ini diucapkan Azas karena Pemprov DKI kerap melakukan penggusuran. Biasanya alasan yang digunakan adalah untuk mengalihfungsikan lahan penggusuran menjadi lahan resapan berupa ruang terbuka hijau. Azas mengatakan, pemindahan puluhan ribu orang demi ruang terbuka hijau adalah sebuah bentuk diskriminasi.

Berdasarkan data akhir tahun yang dihimpun Fakta, sekitar 13.852 orang menjadi korban penggusuran dari 26 penggusuran yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta sejak awal tahun.

Forum itu menyebutkan, sebanyak 19 penggusuran di antaranya dilakukan tanpa proses sosialisasi dan negosiasi terhadap warga terlebih dahulu sehingga bisa dikatakan sebagai penggusuran paksa. Penggusuran paling besar yang dicatat oleh forum itu terjadi di Kali Sunter dan Pedongkelan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com