Kepala Bagian Humas Polres Metro Jakarta Barat Komisaris Polisi Herru Julianto mengatakan, razia tersebut dilakukan guna menciptakan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat. Sebab, Herru menerima banyak laporan dari warga mengenai premanisme di wilayah kerjanya.
"Kebanyakan laporan yang masuk ke pos pantau itu soal pengamen yang memaksa, bahkan mengancam," ujar Herru, Senin (19/1/2015). [Baca: Segala Bujuk Rayu Dilontarkan oleh Para Preman yang Terjaring Razia]
Dari razia yang digelar Sabtu (17/1/2015) kemarin, Polres Metro Jakarta Barat mengamankan sejumlah pemuda yang bergaya anak punk, preman, pengamen yang memaksa, dan pemuda yang tak memiliki identitas. Tak hanya itu, Polres Metro Jakarta Barat juga menyita puluhan miras, dua linting ganja, serta airsoft gun.
Dari hasil razia yang dilakukan delapan kepolisian sektor di wilayah Jakarta Barat, Polsek Cengkareng menangkap 16 orang, Polsek Kalideres 37 orang, Polsek Kembangan 9 orang, Polsek Tanjung Duren 13 orang, Polsek Palmerah 7 orang, Polsek Kebon Jeruk 27 orang, dan Polsek Tamansari 8 orang.
Herru melanjutkan, ratusan orang itu akan diperiksa lebih lanjut untuk dilihat apakah terlibat tindak pidana, seperti penjambretan atau pencopetan.
Hanya yang terbukti terlibat yang akan diproses lebih lanjut. Sementara itu, lanjut Herru, yang tidak terlibat tindak pidana, akan dikirim ke dinas sosial karena tak semua yang terjaring razia terbukti preman.
Beberapa di antaranya adalah pengamen dan tunawisma. "Kalau tidak terbukti, akan kami masukkan ke panti sosial di Kedoya," ujar Herru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.