Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Disahkan, APBD DKI Baru Dapat Digunakan Maret

Kompas.com - 08/02/2015, 16:33 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta masih belum melengkapi dokumen anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI 2015 ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Triwisaksana memprediksi anggaran senilai Rp 73,08 triliun itu baru dapat digunakan Maret mendatang. 

"Tergantung juga apakah di dalam proses itu banyak program yang di-review oleh Kemendagri. Makanya DKI segera selesaikan dokumen yang belum diserahkan ke Kemendagri, biar program-programnya segera jalan, mungkin awal Maret (program) baru jalan?," kata pria yang akrab disapa Sani itu, Minggu (8/2/2015). 

Seharusnya, kata dia, Pemprov DKI telah menyerahkan rekomendasi serta APBD, paling lambat tiga hari sejak paripurna pengesahan APBD, pada 27 Januari 2015 lalu kepada Kemendagri. Hanya saja, Pemprov DKI baru menyerahkan dokumen APBD kepada Kemendagri pada 4 Februari lalu.

Di dalam anggaran itu, lanjut dia, harus seimbang antara belanja langsung dan tidak langsung. Selain itu, program yang akan dilaksanakan juga merupakan kesepakatan antara satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dengan tiap komisi di DPRD.

"Jadi situasi awal keterlambatan proses ini karena anggota DPRD banyak yang baru dan mata anggarannya semakin bertambah, wajar saja sih. Mudah-mudahan dokumen yang kurang sudah diberikan ke Kemendagri," kata anggota fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu. 

Kemudian mengapa DPRD sudah menggelar paripurna pengesahan APBD 2015, sedangkan masih banyak dokumen yang masih dalam tahap pembahasan dan belum selesai. Sani pun menjawabnya enteng.

"Iya, soalnya kami pengen buru-buru sepakati rincian anggarannya secara umum, kalau rincian detailnya memang belum. Nanti dokumen yang lengkap diberikan ke Kemendagri disertai tandatangan Ketua DPRD juga, bukan terhambat sih, lebih tepatnya belum selesai," kata Sani. 

Semakin lama waktu penyelesaian pembahasan anggaran, maka akan sangat berpengaruh pada terserapnya anggaran tahun ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com