Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Joko, Operator Rumah Pompa Waduk Pluit

Kompas.com - 11/02/2015, 19:30 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tugas Joko untuk menjaga salah satu Rumah Pompa Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, bukanlah perkara kecil. Warga Jakarta bergantung kepada dia dan belasan rekannya agar Ibu Kota terhindar dari banjir.

Sudah 25 tahun Joko bertugas menjaga rumah pompa. Lima belas tahun ia habiskan di Rumah Pompa Muara Angke sebelum akhirnya menjadi operator sekaligus penanggung jawab di Rumah Pompa Waduk Pluit di sisi timur sejak 2005.

Tugas Joko adalah menjaga agar mesin pompa bekerja dengan baik. Setiap hari, ia harus mengawasi agar ketinggian air di Waduk Pluit tetap pada level minus (-) 180 cm.

"Yang kita jaga itu level airnya harus tetap segitu. Kalau misalnya air naik, kita terus pompa agar levelnya tetap segitu," ujar Joko, kepada Kompas.com, di Rumah Pompa Waduk Pluit, di Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (11/2/2015).

Joko menjelaskan, dalam kondisi cuaca normal, tidak semua dari 10 pompa di Rumah Pompa Waduk Pluit bekerja seluruhnya. Hanya dua atau tiga pompa yang bekerja menyedot air dari Waduk Pluit dan membuangnya ke laut utara Jakarta.

Setiap pompa akan dimaksimalkan bila ketinggian air Waduk Pluit naik. Jumlah pompa yang bekerja disesuaikan dengan banyaknya air yang masuk ke waduk.

"Karena waduk harus dalam keadaan kosong terus. Setiap hari makanya kita pompa. Sebelum ketemu level -180 (level aman), kita pompa terus 24 jam, rutin. Kalau airnya naik, kita hidupkan lagi satu pompa. Masih naik, kita hidupkan lagi. Yang penting kita jaga supaya tetap ada di level minus 180 itu," ujar Joko.

Tiap pompa yang ada di Rumah Pompa Waduk Pluit memiliki kapasitas yang berbeda dalam menyedot air. Rumah pompa di sisi barat memiliki tiga mesin pompa yang masing-masing berkapasitas menyedot 6 meter kubik air per detik.

Rumah pompa di sisi tengah memiliki empat mesin pompa dengan kapasitas sedot masing-masing 4,3 meter kubik per detik. Sementara itu, sisi timur memiliki tiga pompa berkapasitas sedot masing-masing 5 meter kubik per detik.

Joko mengatakan, air yang masuk ke Waduk Pluit berasal dari 10 sungai. "Ada 10 kali yang masuk ke sini. Cuma saya lupa nama-nama kalinya," ujar Joko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com