Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begal Ancam Rasa Aman

Kompas.com - 27/02/2015, 20:11 WIB
KOMPAS.com- Merebaknya aksi begal di Jakarta dan sekitarnya dalam satu bulan terakhir menandakan ketidakhadiran negara di tengah masyarakat.

Polda Metro Jaya mencatat sedikitnya ada 80 kasus begal yang terjadi sepanjang Januari 2015 dan tersebar di Jakarta dan kota penyangganya, seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Para begal itu tidak segan membunuh korban. Aksi para penjahat ini mengancam rasa aman masyarakat. Melihat aksi sadis para begal, pada akhir Januari Kepala Polda Metro Jaya Irjen Unggung Cahyono sudah meminta polisi menindak tegas penjahat dan membentuk tim khusus pemburu begal. Bukannya berkurang, aksi begal sampai kemarin terus terjadi.

Maraknya aksi begal dan ketidakhadiran aparat untuk menjamin rasa aman dan ketertiban membuat massa bertindak sendiri. Massa membakar penjahat sepeda motor di Tangerang pada Selasa lalu. Selang sehari kemudian, massa menghakimi dua perampok yang tepergok membobol sebuah minimarket.

Sebelum itu, muncul pesan berantai yang menyebutkan lokasi rawan aksi begal di Jakarta dan kota di sekitarnya. Pesan berantai itu telah memicu keresahan masyarakat. Ketika negara dan aparat keamanan tidak hadir pada aksi kejahatan yang dilihat massa, massa pun bertindak sendiri menghakimi pelaku kejahatan tersebut.

Menurut pakar psikologi forensik Universitas Indonesia, Reza Indragiri, tindakan main hakim sendiri muncul karena masyarakat memersepsikan adanya kevakuman hukum. Hiruk-pikuk politik terkait pencalonan Kepala Kepolisian Negara RI ikut memengaruhi persepsi masyarakat akan kevakuman hukum tersebut.

Belum lagi hasil survei internasional, The Economist Intelligence Unit, yang dirilis akhir Januari lalu menyebutkan Jakarta sebagai kota paling tidak aman. Memang, tidak mungkin suatu kota terbebas sama sekali dari kriminalitas, begitu pun dengan Jakarta sebagai ibu kota negara yang serba kontradiktif.

Jumlah dan mobilitas penduduk yang tinggi dan daya dukung yang jauh dari memadai membuat Jakarta dan kota di sekitarnya berpotensi menghadapi persoalan serius. Dengan jumlah aparat keamanan yang juga belum memadai, hal itu membuat Jakarta dan kota di sekitarnya juga rawan tindak kejahatan.

Untuk menciptakan rasa aman dan ketertiban masyarakat, memang tidak bisa semata ditumpukan kepada polisi. Namun, polisi sebagai alat negara yang ditugaskan hanya untuk itu dengan segala kewenangannya tidak boleh menganggap soal ini sebagai hal biasa. Negara harus bisa menjamin rasa aman masyarakat yang juga merupakan hak asasi manusia.

Langkah konkret Polda Metro Jaya mengawal dan men- jamin ketertiban serta keamanan kota Jakarta ditunggu. Jika persoalan ini dibiarkan berlarut, bukan tidak mungkin akan memicu permasalahan yang lebih kompleks.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hari Ini, Tim Kuasa Hukum Vina Cirebon Akan Datangi Kantor Komnas HAM

Hari Ini, Tim Kuasa Hukum Vina Cirebon Akan Datangi Kantor Komnas HAM

Megapolitan
AJI Jakarta, PWI, dan Organisasi Pers Berunjuk Rasa di DPR Hari Ini, Tuntut Revisi UU Penyiaran Dihentikan

AJI Jakarta, PWI, dan Organisasi Pers Berunjuk Rasa di DPR Hari Ini, Tuntut Revisi UU Penyiaran Dihentikan

Megapolitan
Jangan 'Bunuh' Warga Kampung Bayam Berulang Kali...

Jangan "Bunuh" Warga Kampung Bayam Berulang Kali...

Megapolitan
Janji Jakpro Beri Pekerjaan ke Warga Kampung Susun Bayam yang Mau Tinggalkan Rusun...

Janji Jakpro Beri Pekerjaan ke Warga Kampung Susun Bayam yang Mau Tinggalkan Rusun...

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 27 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 27 Mei 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 27 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 27 Mei 2024

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, 9.610 Wisatawan Berlibur ke Kepulauan Seribu

Libur Panjang Waisak, 9.610 Wisatawan Berlibur ke Kepulauan Seribu

Megapolitan
Kuasa Hukum 'Vina Cirebon' Minta Polisi Berpegang pada Putusan Pengadilan soal 3 Nama yang Buron

Kuasa Hukum "Vina Cirebon" Minta Polisi Berpegang pada Putusan Pengadilan soal 3 Nama yang Buron

Megapolitan
Yakin Pegi Tersangka Utama Pembunuhan Vina, Kuasa Hukum: Ada Bukti Ijazah dan KTP

Yakin Pegi Tersangka Utama Pembunuhan Vina, Kuasa Hukum: Ada Bukti Ijazah dan KTP

Megapolitan
Polisi Hapus 2 Nama DPO Kasus 'Vina Cirebon', Keluarga Terkejut dan Kecewa

Polisi Hapus 2 Nama DPO Kasus "Vina Cirebon", Keluarga Terkejut dan Kecewa

Megapolitan
[Populer Megapolitan] Kisah Endah, Jemaah Haji yang Ditinggal Wafat Istri di Jeddah | 'Mayor' Terpilih Jadi Maskot Pilkada DKI 2024

[Populer Megapolitan] Kisah Endah, Jemaah Haji yang Ditinggal Wafat Istri di Jeddah | "Mayor" Terpilih Jadi Maskot Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Senin 27 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Senin 27 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Keluhkan Dampak Banjir, Warga Kebon Pala: Rumah Rusak dan Timbul Penyakit

Keluhkan Dampak Banjir, Warga Kebon Pala: Rumah Rusak dan Timbul Penyakit

Megapolitan
Tips Memilih Sapi Kurban yang Berkualitas, Bisa Lihat dari Mulut dan Kakinya

Tips Memilih Sapi Kurban yang Berkualitas, Bisa Lihat dari Mulut dan Kakinya

Megapolitan
Bisnis Hewan Kurban, Wakil Wali Kota Jakut Beri Sapinya Ampas Tahu agar Gemuk dan Berkualitas

Bisnis Hewan Kurban, Wakil Wali Kota Jakut Beri Sapinya Ampas Tahu agar Gemuk dan Berkualitas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com