Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Kritik Diskusi Ahok Vs DPRD Tanpa Substansi

Kompas.com - 12/03/2015, 16:44 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kekecewaan sejumlah mahasiswa dalam diskusi yang digelar Ikatan Warga Djakarta (Iwarda) cukup beralasan. Sebab, diskusi terkait kisruh anggaran siluman itu tidak memiliki substansi sedikit pun dengan temanya.

Diskusi yang bertema "Konflik Gubernur DKI Jakarta Vs DPRD: Benarkah Hanya Masalah Anggaran Siluman?" itu dianggap berjalan berat sebelah.

"Dari awal sampai akhir diskusi yang dibahas hanya soal cara berbicara Ahok (Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama). Kita ini mahasiswa, generasi penerus bangsa," kata Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Jakarta Tio Sianipar seusai acara diskusi, Kamis (12/3/2015).

Mahasiswi UI itu meminta peserta mahasiswa lainnya tidak mudah terpancing dengan isu-isu politik seperti itu. Tio juga mengingatkan agar mahasiswa di Jakarta membela pemimpin pro-rakyat.

"Kawan-kawan, jangan terpancing kalau Ahok seperti itu," ujarnya. [Baca: Diskusi Ahok Vs DPRD Provokatif, Mahasiswa "Walk Out"]

Sementara itu, salah satu mahasiswi UNJ, Lena, menilai diskusi ini tidak memberikan dampak positif bagi peserta akademisi. Padahal, lanjut Lena, narasumber merupakan orang-orang terpelajar dan tahu menempatkan diri.

"(Diskusi) Ini sangat tidak mendidik. Padahal, bapak seorang pakar komunikasi politik. Sebenarnya diskusi ini ingin membicarakan Ahok saja atau Ahok versus DPRD?!" kritis Lena.

Menurut mahasiswa lainnya, Fajri, rekan-rekan mahasiswa tidak berkepentingan atau berpihak terhadap kubu mana pun, baik pihak eksekutif maupun legislatif. Hanya saja, mereka berharap melalui diskusi tersebut ada temuan solusi agar bisa menyelesaikan masalah.

"Kan harusnya ada dua pihak, SKPD dan DPRD. Sesuai tema, Ahok vs DPRD. Juga harus ada titik terang, bukan menjelek-jelekkan orang. Karena itu tidak bermanfaat untuk kita. Kita datang ke sini mau belajar itu kok," ujarnya.

Untuk diketahui, dua narasumber yang disiapkan Iwarda hanya berbicara terkait cara bicara yang dianggap tidak etis. Tetapi, sesekali mereka memasukkan bahasan terkait tema meski dengan porsi yang lebih sedikit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com