Menurut Basuki, Kepala Suku Dinas Tata Air Jakarta Selatan Deddy Budiwidodo juga tidak memperhatikan keadaan tersebut. "Ya masak wilayah Anda terendam banjir lima hari tidak tahu. Terendam banjir sejam pun anda harus tahu kalau di wilayah atau kelurahan anda," kata Basuki, di Balai Kota, Rabu (25/3/2015).
Untuk membuat surut banjir di kawasan itu, Basuki juga sudah meminta Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI untuk menyedot air di sana. Alat penyedot air yang dimiliki Dinas Penanggulangan Kebakaran mampu menyedot air setinggi 30 cm.
Selain itu, lanjut dia, Cipulir merupakan daerah berbentuk cekungan. Sehingga rumah pompa dan pompa mobile harus berfungsi optimal.
"Ini memang cuma enggak ada empati, (pejabat setempat) enggak peduli. Pedagang di Cipulir bilang, Ahok (Basuki) jangan berantem melulu, Cipulir sudah banjir lima hari, saya langsung kontak mereka," kata pria yang akrab disapa Ahok itu.
Banjir Cipulir memang selalu terjadi setiap tahunnya. Sebab, kawasan Pasar Cipulir berada di bawah Kali Pesanggrahan. Meski daerah langganan banjir, Basuki mengaku optimis dapat meminimalisir banjir di sana.
"Orang bikin pesawat ke bulan saja bisa, masa urusan banjir enggak bisa diatasi. Cuma kamu (pejabat) mau apa enggak (untuk mengantisipasi banjir) gitu lho. Sheet pile (dinding turap) kalau banyak (warga) yang dudukin ya diusir, bongkar rumahnya dan dipindahin ke rumah susun," kata Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.