Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Harapan Ahok Terganjal Tjahjo Kumolo...

Kompas.com - 21/04/2015, 17:31 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tarik ulur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI 2015 yang berujung pada pengesahan Peraturan Gubernur APBD 2015 sebesar Rp 69,286 triliun oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo masih dikeluhkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Sebab, nilai pagu yang ditetapkan Mendagri melalui surat keputusan (SK) itu tidak sama dengan nilai yang tercantum pada Rapergub APBD 2015 senilai Rp 72,9 triliun.

Angan-angan ingin memberi penyertaan modal pemerintah (PMP) ke sejumlah badan usaha milik daerah (BUMD) pun harus tertunda akibat penetapan pagu tersebut. 

Basuki mengakui, sedianya DKI ingin memberi dana segar kepada tiga BUMD pasca-pengesahan Pergub APBD.

Namun, karena nilai anggaran berkurang sekitar Rp 3 triliun, Pemprov DKI hanya memberi PMP kepada dua BUMD, yakni PT Transjakarta dan PT MRT Jakarta.

Adapun tiga BUMD yang seharusnya layak diberi PMP, kata Basuki, adalah Bank DKI, PT Food Station Tjipinang Jaya, dan PT Jakarta Propertindo (Jakpro).

Menurut dia, DPRD DKI telah menyetujui rencana PMP DKI ke PT Food Station Tjipinang Jaya sebesar Rp 1,5 triliun dalam APBD 2015. 

"Kenapa kami ingin membeli resi gudang di lumbung-lumbung beras untuk mengamankan pasokan beras dalam kurun waktu empat bulan. Soalnya orang Bangka Belitung, orang Kalimantan, beli berasnya ke Jakarta. Mengapa tidak dijadikan saja Jakarta sebagai barometer. Kalau harga beras di Jakarta naik, seluruh daerah juga naik harga berasnya," kata Basuki, di Balai Kota, Selasa (21/4/2015).

Basuki juga ingin menyuntik modal ke Bank DKI. Sebab, sesuai aturan Bank Indonesia, untuk naik ke BUKU III (Bank Unit Kelompok Usaha), DKI harus menambah modal Rp 1 triliun kepada Bank DKI.

"Akhirnya terhambat (pemberian PMP). Daripada disisakan Rp 3,6 triliun, lebih baik dijadikan PMP saja uangnya," ujar pria yang biasa disapa Ahok itu. 

Terakhir adalah rencana PMP kepada PT Jakpro. Sedianya, Basuki ingin menciptakan holding BUMD yang dipimpin oleh PT Jakpro.

PT Jakpro, lanjut Basuki, harus diberi PMP untuk membangun jalan layang, stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG), serta membangun instalasi pengolahan air untuk pemenuhan kebutuhan air bersih.

"Kami mau mengolah air sendiri sambil nunggu (proses pengambilalihan saham) Palyja yang agak panjang. Kenapa DKI enggak mengelola air sendiri melalui PT Jakpro? Lebih baik kami suntik uangnya ke BUMD, dan pelayanan semua ke masyarakat tetap berjalan baik, oke," kata Basuki.

Adapun besaran APBD 2015 sebesar Rp 69,286 triliun itu didapatkan dari pagu belanja daerah APBD Perubahan DKI 2014 sebesar Rp 63,65 triliun dan pengeluaran pembiayaan untuk PMP dua BUMD DKI (PT Transjakarta dan PT MRT Jakarta) sebesar Rp 5,63 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com