Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berharap Ahok Ikut Tangani Masalah di Kalibata City

Kompas.com - 29/04/2015, 07:46 WIB
Aldo Fenalosa

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Warga di rumah susun sederhana milik (rusunami) Kalibata City berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ikut andil menyelesaikan sejumlah masalah yang muncul di kawasan hunian mereka. Pasalnya, setelah hampir 5 tahun kawasan itu dibuka, pihak pengelola tidak mampu mengakomodir sejumlah kebutuhan maupun mencari solusi terhadap masalah sosial yang ada di sana.

"Kita sudah menyurati Ahok, disposisinya ditujukan ke Disperum, tapi enggak ada tindak lanjutnya. Padahal, harusnya pemerintah menfasilitasi kita untuk duduk bareng. Ini kan juga sebenarnya salah satu program pemerintah yang seribu tower itu, makanya kita ingin Ahok turun tangan membantu menyelesaikan masalah ini," kata Antonius J Sitorus, salah seorang penghuni yang tergabung dalam Komunitas Warga Kalibata City (KWKC) kepada Kompas.com, Selasa (28/4/2015).

Menurut Antonius, banyak warga Kalibata City yang merasa tidak nyaman di tempat tinggal mereka sendiri. Sebab, lingkungan sosial di sana tidak terkontrol dengan baik. Banyak praktik-praktik terselubung seperti prostitusi dan peredaran obat-obatan terlarang terjadi di Kalibata City. Bila itu terus terjadi, para warga khawatir akan berdampak pada keluarga mereka.

"Ada 18 tower dengan sedikitnya 13.000 orang yang tinggal di sini. Kalau masalah-masalah ini dibiarkan terus menerus tentu akan membuat kami semua was-was, tidak nyaman di rumah kita sendiri," ujar Antonius.

Permasalahan warga dengan pihak pengelola Kalibata City bermula dari tuntutan warga yang tak kunjung dikabulkan untuk membentuk Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (P3SRS). Menurut Antonius, P3SRS itu diinisiasi warga agar dapat mengontrol dan memantau langsung kegiatan masyarakat di sana. Dengan adanya P3SRS, sejumlah kegiatan terselubung seperti prostitusi maupun narkoba juga diklaim warga dapat dicegah.

Lebih lanjut, P3SRS itu telah diperjuangkan warga sejak 2011 namun dihalang-halangi oleh pengelola dengan berbagai cara termasuk kekerasan. "Pengembang itu harus memfasilitasi kita untuk membuat perhimpunan kerukunan warga. Memfasilitasi di sini dalam artian menyediakan tempat sarana dan prasana, bukannya mengintervensi kita. Tapi nyatanya pengembang tidak memfasilitasi, mungkin mereka merasa akan mengganggu bisnisnya kalau ada perhimpunan kerukunan warga," ucap Antonius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri May Day Fiesta, Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri May Day Fiesta, Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Megapolitan
Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi 'May Day'

Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi "May Day"

Megapolitan
Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com