Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Kebocoran, Wajib Pajak Diimbau Daftar ke Sistem Online

Kompas.com - 04/05/2015, 12:53 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk mencegah terjadinya kebocoran penerimaan pajak, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memberlakukan sistem pajak online, yang berlaku tidak hanya dalam hal pendataan wajib pajak, tetapi juga pengembangan aplikasi pembayaran pajak dan pengawasan pembayaran pajak.

Meski demikian, sejauh ini belum semua wajib pajak terdaftar di sistem pajak online. Kebanyakan yang telah mendaftarkan diri ke dalam sistem tersebut hanya para pelaku usaha yang bergerak di bidang restoran.

"Jumlah wajib pajak online sudah mencapai 4.992 wajib pajak. Sisanya masih data real, tapi tidak online itu ada sekitar 7 ribuan," ujar Kepala Dinas Pelayanan Pajak Agus Bambang Setyowidodo, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (4/5/2015).

Atas dasar itu, Agus mengimbau agar para wajib pajak segera mendaftar ke dalam sistem online. Sebab selain untuk mencegah kebocoran, kata Agus, mendaftarkan diri ke dalam sistem pajak online juga bertujuan untuk mempermudah pemerintah untuk melakukan pendataan terhadap jumlah wajib pajak.

"Karena kita enggak pernah tahu wajib pajak di Jakarta berapa. Siapa yang tampil tersaji saat itu, kami ambil pajaknya. Tapi kalau tidak berizin, enggak diambil (pajaknya), keenakan dia dong," ujar Agus.

Sebagai informasi, dua pegawai Dinas Pelayanan Pajak ketahuan melakukan pungutan liar dan memeras wajib pajak. Akibat perbuatan itu, seorang pegawai telah dipecat dari jabatannya dan seorang lainnya sedang proses untuk diusulkan diberhentikan. [Baca: Ketahuan Peras Wajib Pajak, Dua Pejabat DKI Dipecat]

Gubernur Basuki Tjahaja Purnama mengancam akan memecat 40-60 persen pegawai Dinas Pelayanan Pajak yang bermain mata dengan wajib pajak. [Baca: Semua Terdiam Ketika Ahok Ancam Pecat Pegawai Dinas Pajak yang "Ngeyel"]

"Orang-orang pajak yang ngeyel, kami akan buang 40-60 persen, saya pindahkan ke dinas lain. Kalau ada bapak atau ibu yang enggak suka, silakan saja mulai ikutan kampanye tolak saya (jadi Gubernur) di pilkada. Kalau target pegawai tidak tercapai bagaimana, ya tidak masalah, enggak apa-apa," kata dia, di Balai Kota, Kamis (30/4/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com