Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Nenek yang Pingsan Hirup Gas Beracun di Kampung Bulak Simpul

Kompas.com - 12/05/2015, 15:56 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebanyak tujuh orang dewasa dan beberapa anak kecil pingsan akibat menghirup gas beracun di Kampung Bulak Simpul, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat, 28 Maret 2015 lalu. Warga menduga, gas berasal dari gudang milik PT Wibowo Jaya Agung.

Salah satu warga yang pingsan setelah tanpa sengaja menghirup gas itu adalah Nafsiah (57). Nenek yang tinggal bersama cucu dari anak ketiganya itu mengaku mencium bau yang menyengat, seperti bau gas, dalam waktu yang cukup lama. Dia mengatakan, bau gas tercium di seluruh penjuru rumahnya.

"Baunya itu mirip bau gas bocor, nyengat banget. Lama sekali nyengat-nya. Saya suruh tetangga bawa cucu ke luar rumah," tutur Nafsiah, Selasa (12/5/2015).

Setelah berhasil mengungsikan cucunya, Nafsiah merasa badannya semakin lemas sehingga dia akhirnya pingsan. Sebelum pingsan, samar-samar Nafsiah melihat tetangganya juga terburu-buru keluar rumah untuk menghindari bau gas beracun itu.

Nafsiah mengetahui bahwa dia dan beberapa warga lain keracunan setelah dokter yang merawatnya selama dua hari di Rumah Sakit Medika Tegal Alur menjelaskan hal itu. Dokter mengatakan, Nafsiah pingsan lantaran keracunan gas.

Setelah dua hari dirawat, Nafsiah pun diperbolehkan untuk kembali ke rumahnya. "Sekarang saya sedia masker. Soalnya bau sedikit saja, paru-paru saya langsung sakit, nyeri. Jadi enggak kuat lagi sekarang," tambah Nafsiah.

Warga pun protes atas dugaan kebocoran gas tersebut. Mereka menuntut PT Wibowo Jaya Agung bertanggung jawab. Pihak kepolisian dari Polsek Metro Kalideres pun ikut turun tangan, hingga menutup sementara gudang itu dengan garis polisi.

"(Gudang) dikasih garis polisi lebih kurang empat hari, tetapi habis itu sudah beroperasi seperti biasa lagi," tambah salah satu warga, Zarkasih (32).

Kini, warga tak lagi mencium bau gas. Kendati demikian, mereka mengeluhkan air yang menjadi kotor, terutama di saluran-saluran, seperti selokan. Air yang kotor itu kadang berwarna hitam, hijau, kuning, atau merah. Warga menduga limbah itu masih berasal dari gudang PT Wibowo Jaya Agung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com