Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air di Rusun Daan Mogot Kotor, Sebabkan Gatal-gatal bila Kena Kulit

Kompas.com - 29/05/2015, 14:35 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Air bersih menjadi masalah serius di rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Daan Mogot, Jakarta Barat. Sebab, sejak rusun ini dihuni dari tahun 2014 sampai sekarang, air keran di tempat ini kotor dan menyebabkan gatal-gatal saat terkena kulit.

Hal itu yang membuat salah satu warga rusun Daan Mogot, Tedyi (50), memutuskan untuk berjualan air bersih. Tedyi mengambil air bersih dari Perusahaan Air Minum (PAM) di daerah Cikokol, Tangerang, dan membawanya ke Rusun Daan Mogot dengan mobil tangki seminggu sekali.

"Ini usaha kecil-kecilan saja. Hitung-hitung bantu-bantu warga sini," kata Tedyi, Jumat (29/5/2015).

Awalnya, Tedyi dan keluarga masih menggunakan air keran untuk kebutuhan sehari-hari. Akan tetapi, lama-kelamaan, mereka merasa makin tidak nyaman.

Tidak hanya gatal-gatal, kulit juga jadi memerah seperti alergi. Sejak saat itu, Tedyi dan warga lain memutuskan untuk membeli air isi ulang yang dijual dalam bentuk galon air. Harga air isi ulang itu bervariasi, mulai dari Rp 7.000 sampai Rp 16.000.

Namun, penggunaan air isi ulang itu tidak berlangsung lama. Mereka merasa harga yang dipatok terlalu mahal.

"Air isi ulang harganya kan memang segitu rata-rata. Lama-lama kantong jadi tipis juga nih. Kebetulan saya dulunya kerja sama orang yang punya mobil tangki. Tanya-tanya, ternyata ada yang jual air," kata Tedyi.

Dalam seminggu, Tedyi mengaku bisa mendatangkan satu mobil tangki berisi air bersih sebanyak 8.000 liter.

Air sebanyak itu dijualnya selama lebih kurang seminggu atau lima hari. Tedyi menjualnya per dua jeriken, satu kecil, satu lagi besar. Jeriken kecil berisi air 11 liter dijual dengan harga Rp 1.000.

Sementara itu, jeriken besar berisi 22 liter air dihargai Rp 5.000 per tiga jeriken besar. Tedyi sengaja menjual air dengan harga murah karena dia pernah merasakan sulitnya mencari air bersih di Rusun Daan Mogot.

Ketua RT 11 Sukarman yang tinggal di Blok C Rusun Daan Mogot menjadi salah satu pelanggan air dari Tedyi. Biasanya, dia membeli air menggunakan jeriken kecil untuk bilas setelah mandi.

"Kalau enggak beli air bersih, mana bisa pakai air kotor kayak teh begitu buat bilas kan? Ini kena kulit bisa gatal-gatal, badan enggak enak," kata Sukarman.

Meski sudah ada akses untuk mendapatkan air bersih, Sukarman berharap, air keran di Rusun Daan Mogot bisa jadi bersih. Jika dia masih harus beli air di lantai dasar, maka perlu usaha lebih untuk mengangkut jeriken ke unit rusunnya yang ada di lantai lima.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com