Para pemudik rela antre panjang untuk mendapatkan tiket di loket sederhana. Ada pula pemudik yang rela duduk di tanah beralaskan tas mereka karena tidak mendapat duduk di ruang tunggu.
"Lagi menunggu bus datang, rencananya mau berangkat pukul 16.00 sore," kata Muani (30), pemudik asal Surabaya, kepada Kompas.com.
Terminal Lintasan Lebak Bulus memang tidak seperti dulu. Terminal ini hanya dilintasi bus yang berasal dari terminal lain. Kondisinya pun bisa dibilang mirip terminal darurat.
Ruang tunggu penumpang hanya terbuat dari bangku-bangku kayu beratapkan asbes, tanpa dinding sebagai pelapis. Bangku yang disediakan tidak banyak, hanya bisa memuat sekitar 50 calon penumpang.
Alhasil, ratusan orang lainnya membeludak ke luar ruang tunggu. Calon penumpang pun harus rela merasakan teriknya matahari menyengat kulit. Banyak penumpang yang terlihat mengipas-ipasi tubuh mereka.
Terminal juga dilengkapi dengan beberapa toilet sementara. Meskipun begitu, kondisinya bersih dengan air yang cukup.
Bus-bus dari berbagai perusahaan otobus (PO) berdatangan ke terminal lintasan itu. Setelah kondektur memanggil nama penumpang dan memverifikasi tiket, bus pun kembali berjalan. Bus hanya berada di terminal lintasan itu selama sekitar 20 menit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.