Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendatang Dipersilakan Datang, tetapi Harus Mengikuti Aturan

Kompas.com - 13/07/2015, 17:09 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mempersilakan siapa saja datang dan tinggal di Jakarta. Razia kependudukan akan dihapuskan, tetapi para pendatang diimbau membawa surat pindah resmi, memastikan mempunyai pekerjaan, dan tidak tinggal di lokasi terlarang.

Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta Edison Sianturi, Sabtu (11/7), mengatakan, petugas di seluruh kelurahan telah diimbau untuk memantau pendatang dan lokasi yang berpotensi dihuni para pendatang pasca Lebaran.

Titik-titik potensial itu antara lain sekitar kawasan industri, perniagaan, dan perkantoran. Pembinaan akan digelar serentak 14 hari setelah Idul Fitri.

Sejumlah lokasi akan diawasi ketat, melibatkan satuan polisi pamong praja, petugas kependudukan, serta kelurahan, antara lain di pinggiran rel, kolong jembatan atau jalan raya, serta sekitar saluran dan waduk. "Siapa saja boleh datang, tetapi jangan tinggal di lokasi terlarang, syarat administrasi juga harus lengkap," kata Edison.

Pendatang yang akan tinggal di Jakarta diimbau membawa surat keterangan pindah dari dinas kependudukan daerah asal. Mereka juga dianjurkan memiliki surat keterangan kerja dari instansi atau perusahaan di Jakarta.

Menurut Edison, data nomor induk kependudukan para pendatang akan dicatat. "Kami akan bantu mutasi alamat, syaratnya ada surat pindah. Namun, jika tak ada, kami akan berkirim surat ke pemerintah asal memberitahukan bahwa warganya ada yang datang dan tinggal di Jakarta sehingga datanya tidak ganda," ujarnya.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama telah memerintahkan jajarannya agar mengawasi kantong-kantong yang berpotensi ditempati pendatang dari luar Jakarta menjelang masa Lebaran dan sesudahnya.

Secara khusus, Basuki bahkan meminta agar rumah-rumah kos dan rumah petak di pinggir sungai atau waduk dibongkar agar tidak menjadi kantong kawasan kumuh baru.

"Kami bukan melarang (pendatang). Ibu Kota tempat yang terbuka. Yang tidak boleh adalah lokasi tanah negara, jalan inspeksi, dan waduk yang dijadikan rumah petak dan kos murah. Semua harus dibongkar. Itu yang membuat urbanisasi jadi gampang di Jakarta," kata Basuki.

Dia menambahkan, Lebaran ini menjadi momentum untuk mengawasi semua wilayah. Lurah, camat, suku dinas, dan wali kota harus turun menginventarisasi kekurangan sarana dan prasarana publik di wilayahnya, seperti trotoar, jalan, dan taman.

"Saya berharap semua memonitor radio monitor, program Qlue yang ada di smartcity, termasuk kamera pengawas yang ada. Tak mungkin kita terus patroli. Ini kesempatan kita untuk bisa berkeliling, mumpung jalanan sepi. Saya juga akan berkeliling untuk mengawasi semua wilayah," katanya.

Aparat juga harus mengetahui jika ada penghuni liar yang masuk ke wilayahnya. "Kalau ada yang tinggal di emperan toko, dia harus dibawa ke panti sosial. Semua yang tinggal di rumah susun harus memiliki KTP beralamat rusun," ujarnya.

Menurut Basuki, pihaknya sedang mengupayakan agar semua penduduk Jakarta memiliki KTP sesuai tempat tinggalnya. "Kalau ada yang datang ke Jakarta bisa membeli apartemen, rumah, atau membuka usaha, saya perintahkan agar dia diberi KTP Jakarta karena NPWP dia akan pindah ke Jakarta," ujarnya.

Dekat pusat perdagangan

Pantauan Kompas di lapangan menunjukkan, permukiman padat penduduk yang berdekatan dengan pusat-pusat perdagangan masih menjadi magnet bagi para pendatang. Selepas Lebaran, biasanya banyak orang baru datang mendulang rezeki di Ibu Kota.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Kertajaya, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Kertajaya, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Megapolitan
Pencuri Motor yang Sempat Diamuk Massa di Tebet Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS

Pencuri Motor yang Sempat Diamuk Massa di Tebet Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS

Megapolitan
Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Megapolitan
Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Megapolitan
Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Megapolitan
Teror Begal Bermodus 'Debt Collector', Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Teror Begal Bermodus "Debt Collector", Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Megapolitan
Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Megapolitan
Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Megapolitan
Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com