Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Ajak Petugas Kebersihan Berani Lawan Pejabat yang Sunat Gaji

Kompas.com - 15/08/2015, 11:02 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memimpin apel di sisi selatan Silang Monas, di Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (15/8/2015) pagi, bersama ribuan pekerja penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) dan pekerja harian lepas (PHL) tahun 2015.

Kepada ribuan PPSU dan PHL, Basuki berpesan agar tidak takut terhadap pejabat yang menyunat gaji mereka. Basuki mengatakan, dirinya masih menemukan oknum pejabat yang masih menahan kartu ATM para PPSU atau PHL. Padahal, Basuki ingin agar para PPSU dan PHL bisa memegang sendiri kartu ATM sehingga bisa menarik uang untuk keperluannya.

"Saya masih temukan mandor, oknum pejabat terlibat, ATM-nya dipegang dia, dia yang narik duit. Saudara enggak pernah pegang. Sampai sekarang masih ada yang berkelakuan begitu. Makanya saya mau kumpulkan, saya ingin saudara berani lawan, kenapa takut. Saya ada di depan. Saudara bisa SMS saya, bisa datang ketemu saya, lawan penindasan seperti itu," kata Basuki yang disambut riuh para PPSU dan PHL, Sabtu (15/8/2015).

Pria yang akrab disapa Ahok ingin ada perbaikan terhadap nasib PPSU dan PHL di Ibu Kota, khususnya soal kesejahteraan. Ahok mengatakan, kedua satuan ini adalah pekerja mulia dan terhormat, yang membuat Jakarta menjadi bersih dari sampah.

Beberapa bentuk perhatian terhadap nasib PPSU dan PHL, Ahok ingin mereka dilengkapi dengan BPJS Kesehatan, asuransi kecelakaan dan kematian, mendapatkan KJP, dapat menempati rusun, hingga bisa menumpang bus transjakarta secara gratis.

Soal KJP, Ahok menjelaskan tak ingin ada PPSU dan PHL, yang mempunyai dua atau tiga orang anak, mengalami kesulitan membiayai sekolah. Sebab, dengan gaji UMP alias Rp 2,7 juta, menurut dia, belum cukup untuk membiayai dua atau tiga anak, apalagi bila sekolahnya di swasta.

Menurut dia, kebutuhan hidup layak untuk lajang saja di Ibu Kota sebesar Rp 2,5 juta. Kemudian, dengan menumpang bus transjakarta secara gratis, Ahok ingin agar PPSU dan PHL bisa bekerja pindah ke tempat lain tanpa mengeluhkan ongkos.

"Saudara bisa tunjukkan kartu ATM Bank DKI, bebas naik bus transjakarta tidak bayar. Supaya saudara tidak ada alasan kerjanya yang jauh habis ongkos," ujar Ahok.

Dengan mewujudkan beberapa hal mengenai kesejahteraan PPSU dan PHL tadi, Ahok mau agar nasib kedua satuan itu sama seperti pegawai negeri sipil (PNS). Namun, Ahok berpesan agar kedua satuan itu bekerja sungguh-sungguh untuk kebersihan Jakarta. Sebab, dirinya mengaku masih menemukan adanya segelintir oknum PPSU dan PHL yang malas-malasan bekerja.

"Kalau saudara malas, tidak masuk, bermain-main dengan absensi, bermain-main dengan cuma kartu, tapi tidak bertanggung jawab untuk wilayahnya, saya tidak segan-segan pecat saudara, bahkan bawa saudara ke kantor polisi. Ini harus jelas posisi kita. Tapi saya akan perhatikan (kesejahteraan) saudara. Kita menerima gaji uang rakyat," tegas Ahok.

Berdasarkan pantauan, ribuan PHL dan PPSU dari seluruh kota administratif di Jakarta, termasuk PPSU dan PHL dari Kepulauan Seribu, ikut dalam apel ini. Mereka berseragam oranye dan hijau memenuhi sisi selatan Silang Monas. Menurut informasi, jumlah PPSU dan PHL yang hadir mencapai lebih dari 30.000 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com