Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Bagi Saya, Emas Dibakar Tetaplah Emas

Kompas.com - 02/09/2015, 17:51 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengklarifikasi adanya buku modul Program Pelajar Jakarta Berkarakter Jilid I yang ditertibkan oleh Yayasan Al-Kahfi bekerja sama dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Dalam buku tersebut, pada halaman 7, ada beberapa hal yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama Islam.

Basuki mengaku sudah membaca seluruh buku tersebut, dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari materi-materi di sana. 

"Itu bukan ajaran? Ateis, saya sudah cek itu. Ternyata orang baca bukunya enggak sampai habis. Setelah baca bukunya, justru itu deradikalisasi (melawan ajaran radikal)," kata Basuki di Balai Kota, Rabu (2/9/2015). 

Basuki mengaku menerima pesan singkat perihal foto potongan halaman buku itu dari beberapa temannya. Ia meminta warga, terutama orangtua murid, untuk tidak membaca buku itu sebagian saja. (Baca: Isi Buku "Program Pelajar Jakarta Berkarakter" Dinilai Menyesatkan, Ini Kata Kadis Pendidikan DKI)

Setelah membaca sampai tuntas, Basuki mengatakan bahwa buku pengembangan karakter itu diketahui mengajarkan nasionalisme. "Buku itu justru untuk menangkis paham ekstrem kanan," kata pria yang biasa disapa Ahok itu. 

Lebih lanjut, ia menganggap penyebaran foto buku tersebut di media sosial sebagai salah satu bentuk kampanye negatif terhadap dirinya.

"Saya mah kalau demi nasionalisme, salah paham juga enggak apa-apa. Bagi saya, emas dibakar tetaplah emas," kata Basuki. 

Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan DKI Jakarta Fathurin Zen menjelaskan, buku tersebut sebenarnya ingin membantah secara rinci perihal anggapan tokoh ilmuwan Barat yang menentang adanya Tuhan, melalui teori-teori ilmiah yang dikemukakan oleh ilmuwan Barat, seperti Charles Darwin dan Sigmund Freud, serta mengenai teori Big Bang dan lain-lain.

Fathurin mengatakan, halaman 7 di buku tersebut menunjukkan penjelasan tentang teori yang dianggap menyimpang dari agama Islam.

Namun, itu hanya sebagai pokok permasalahan yang dibahas. Sementara itu, penjabaran lengkapnya terdapat di halaman 12 dan seterusnya.

"Memang dalam teori tersebut menampilkan penggalan ayat Al Quran yang seolah melegitimasi untuk melakukan terorisme, padahal itu hanya penggalan ayat, bukan secara keseluruhan. Makanya saya katakan bahwa buku tersebut tidak boleh dibaca secara setengah-setengah," kata Fathurin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com