Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Syarif Protes Anggaran Pengaduan Warga di DPRD DKI Hanya Rp 15 Juta Per Tahun

Kompas.com - 14/09/2015, 09:42 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPRD DKI Syarif kembali mengkritisi soal program kegiatan yang ada dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2016. Salah satunya adalah anggaran penerimaan delegasi pengaduan masyarakat di gedung DPRD yang ada dalam program kegiatan milik Kesekretariatan Dewan.

"Anggaran penerimaan delegasi pengaduan masyarakat di DPRD hanya Rp 15 juta loh dalam setahun," ujar Syarif ketika dihubungi, Minggu (13/9/2015).

Anggota DPRD DKI memang seringkali menerima laporan dari masyarakat umum mengenai permasalahan mereka. Setelah laporan tersebut, biasanya anggota Dewan akan menjadwalkan pertemuan dengan para warga yang melapor bersama dengan pihak eksekutif yang terkait.

Seperti yang terjadi beberapa bulan ini, anggota DPRD sering menerima pengaduan masyarakat yang menjadi korban penggusuran seperti warga Pinangsia dan warga Bidaracina. Beberapa kali, anggota DPRD juga menerima pengaduan pedagang kaki lima (PKL) yang akan digusur pemerintah.

Dalam rapat yang digelar, DPRD mencoba membantu menemukan solusi terbaik dan menjadi penengah antara warga dan pemerintah. Anggaran yang disiapkan pun biasa digunakan untuk membeli makanan ringan untuk jamuan dalam rapat.

Akan tetapi, Syarif kecewa karena anggaran yang disediakan untuk menjamu delegasi masyarakat hanya Rp 15 juta satu tahun. Target masyarakat yang diterima juga hanya 24 kali saja.

Dia membandingkan dengan anggaran jamuan makan bagi tamu Pemerintah Provinsi DKI yang mencapai Rp 6,6 miliar dalam satu tahun. Target kegiatan untuk program jamuan makan itu bahkan mencapai 600 acara.

"Saya kira inilah salah satu faktor kenapa masyarakat makin jauh dari legislatif karena untuk fasilitas pengaduan masyarakat setahun hanya Rp 15 juta dengan target 24 kegiatan," ujar Syarif.

Sebelumnya, beberapa kali anggota DPRD DKI mengkritisi anggaran dalam program kegiatan yang disusun pihak eksekutif. Hal itu memang mereka ketahui dari rapat pembahasan Kebijakan Umum Anggaran – Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2016.

Beberapa program kegiatan yang sempat dipertanyakan anggota Dewan adalah anggaran pembuatan naskah pidato yang mencapai Rp 805 juta dan anggaran jamuan makan resmi yang mencapai Rp 6,6 miliar.

Kedua anggaran tersebut terdapat dalam program kegjatan milik Biro Kepala Daerah dan Kerjasama Luar Negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Megapolitan
Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Megapolitan
Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Megapolitan
Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Megapolitan
Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Megapolitan
Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Megapolitan
Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Megapolitan
Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep 'Winner Takes All' Tidak Dikenal

Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep "Winner Takes All" Tidak Dikenal

Megapolitan
Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Megapolitan
Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Megapolitan
Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Megapolitan
Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Megapolitan
Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com