Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa 11 Tahun dari Sekolah Master Jadi Tulang Punggung Keluarga

Kompas.com - 14/09/2015, 14:17 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Yani baru duduk di kelas V Sekolah Master, Depok, Jawa Barat. Dalam usia baru 11 tahun, ia harus menjadi tulang punggung keluarga. Setiap hari, ia harus membagi waktu antara bersekolah dan berjualan.

Saat pagi, ia datang ke Sekolah Master yang bersebelahan dengan Terminal Depok untuk menuntut ilmu. Siang harinya, ia harus berjualan untuk mendapatkan uang.

"Iya, abis ini aku jualan. Tiap hari jualannya. Kalau enggak jualan, enggak bisa makan dong, Kak. Aku pulang dulu ke rumah, ganti baju, terus langsung berangkat (jualan)," ujar Yani saat ditemui Kompas.com di Sekolah Master, Senin (14/9/2015).

Bocah ini tidak berjualan sendiri. Ia berkeliling di sekitar Stasiun Depok Baru untuk menjajakan dagangan bersama adiknya yang kini duduk di kelas II Sekolah Master. Setiap hari, mereka harus berjualan hingga pukul 22.00 WIB.

"Sampai pukul 09.00 atau pukul 10.00 (malam). Kalau habisnya cepat, ya pulangnya cepat," katanya.

Pada usia dini, ia dan adiknya, yang baru berumur 8 tahun, terpaksa berjualan untuk menghidupi keluarga mereka. Sebab, kedua orangtua Yani kini tengah sakit. [Baca: "Anak-anak Jalanan Ini Korban dari Pembangunan yang Enggak Merata"]

"Bapak aku lagi sakit-sakitan. Paling jualannya kalau puasa, jualan es. Ibu asam urat, jadi enggak bisa jalan, tetapi katanya mau jualan peyek nanti," lanjut Yani.

Yani dan adiknya berjualan tisu dan aksesori ponsel. "Aku kalau siang jualan ini. Udah seminggu abis 50, sekarang sisa 7, aku bawa aja ke sini (Sekolah Master)," kata Yani sambil menunjukkan berbagai aksesori ponsel.

"Aku dapetnya dari tetangga di Ciputat. Harganya Rp 8.000. Nanti setor. Aku jualnya di stasiun Rp 15.000 atau Rp 10.000."

Menurut Yani, barang yang tersisa itu akan ia jual ke teman-temannya di Sekolah Master. Namun, ia akan menjualnya dengan harga lebih murah.

"Aku mau jual Rp 7.000 aja, kan kemarin di stasiun udah laku, untungnya udah banyak," lanjut Yani.

Yani mengatakan, kebanyakan siswa di Sekolah Master memang berjualan. Ada pula anak-anak yang berprofesi sebagai pengamen. Seperti diketahui, Sekolah Master memang terkenal sebagai tempat menuntut ilmu bagi anak-anak marjinal. [Baca: Mereka Menjadi Korban Digusurnya Sekolah Master]

Seperti diberitakan sebelumnya, 12 dari 25 kelas Sekolah Master dibongkar untuk pengembangan terminal terpadu. [Baca: Pembongkaran Sekolah Master dan Ingkar Janji Pemkot Depok] (Nursita Sari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Ungkap Alasan Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah: Merasa Dijauhi Teman

Polisi Ungkap Alasan Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah: Merasa Dijauhi Teman

Megapolitan
Siswa yang 'Numpang' KK di DKI Tak Bisa Daftar PPDB Tahun Ini

Siswa yang "Numpang" KK di DKI Tak Bisa Daftar PPDB Tahun Ini

Megapolitan
Sudah Berusia 70 Tahun, Mian Pesimistis Pemprov DKI Beri Pekerjaan buat Jukir Liar Lansia

Sudah Berusia 70 Tahun, Mian Pesimistis Pemprov DKI Beri Pekerjaan buat Jukir Liar Lansia

Megapolitan
Kronologi Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Kronologi Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Disdik DKI Buka Pendaftaran Akun PPDB Jakarta Mulai Hari Ini

Disdik DKI Buka Pendaftaran Akun PPDB Jakarta Mulai Hari Ini

Megapolitan
Mayat Wanita Kenakan Kaus Gucci Ditemukan di Selokan Kawasan Bekasi, Ada Luka di Jidat dan Dahi

Mayat Wanita Kenakan Kaus Gucci Ditemukan di Selokan Kawasan Bekasi, Ada Luka di Jidat dan Dahi

Megapolitan
Polisi Tangkap 2 Pria yang Sekap Perempuan di Apartemen Kemayoran, Satu Pelaku Hendak Kabur

Polisi Tangkap 2 Pria yang Sekap Perempuan di Apartemen Kemayoran, Satu Pelaku Hendak Kabur

Megapolitan
PAM Jaya Buka Seleksi Calon Management Trainee PAMANAH Future Leader Batch 2, Diikuti 1.087 Peserta

PAM Jaya Buka Seleksi Calon Management Trainee PAMANAH Future Leader Batch 2, Diikuti 1.087 Peserta

Megapolitan
Siswa SMP di Jaksel Diduga Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Siswa SMP di Jaksel Diduga Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Seorang Wanita Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Seorang Wanita Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Megapolitan
Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang 'Nanggung'

Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang "Nanggung"

Megapolitan
Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Megapolitan
Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com