Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Ekonomi Lagi Susah, Jangan Terjadi Penggusuran Pedagang, tetapi...

Kompas.com - 14/09/2015, 18:20 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membantah bakal menggusur pedagang Pasar Karang Anyar, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Selasa (15/9/2015) esok. Basuki mengaku sudah mendapat laporan Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede perihal rencana penertiban ini. 

"Saya bilang, ini ekonomi lagi susah, jangan terjadi penggusuran pada pedagang. Tetapi kalau mereka (berdagang) ada di atas saluran air yang buat buntu dan macet, ya mau enggak mau harus dipindahkan," kata Basuki, di Balai Kota, Senin (14/9/2015).

Menurut dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat telah memberi dua kali surat peringatan (SP) kepada para pedagang untuk direlokasi.

Bahkan, DKI sudah menawarkan tiga pasar kepada para pedagang. Namun, mereka tidak berkenan pindah ke pasar baru. Yakni di Pasar Rajawali di Kemayoran, Kartini di Sawah Besar, dan Palapa di Sawah Besar. (Baca: Pedagang Pasar Karang Anyar Bersedia Digusur, asal...)

Selain tiga pasar itu, DKI juga menyediakan dua lokasi binaan di Cempaka Sari dan Pulo Gundul. "Mereka mengeluh kejauhan. Makanya sekarang tergantung, Anda masuk dulu (ke pasar), (pasar lama) direnovasi. Sekarang mau hujan, nanti banjir, malah kerugian ekonomi lebih tinggi," kata pria yang biasa disapa Ahok itu. 

Basuki mengaku telah menginstruksikan stafnya untuk diam-diam turun melihat kondisi pedagang Pasar Karang Anyar. Jika terbukti ada oknum PNS yang bermain, maka Basuki bakal memecat oknum tersebut. (Baca: Pedagang Pasar Karang Anyar Protes Rencana Penggusuran)

Pada kesempatan berbeda, Kepala Seksi Kesiagaan Satpol PP DKI Jakarta Risman mengaku telah bertemu dengan perwakilan pedagang Pasar Karang Anyar.

Setelah pertemuan, mereka bersepakat tidak melakukan penggusuran dalam waktu dekat. Penggusuran lapak baru terjadi ketika sudah diterbitkan surat peringatan ketiga.

"Nanti Wali Kota langsung tandatangani Surat Perintah Pembongkaran kalau sudah ada SP 3. Itu yang selama ini banyak tidak diketahui orang-orang di bawah, kalau mereka (pedagang) baru dapat SP kedua," ujar Risman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com