Hal ini diungkapkan Basuki seusai meninjau pekerjaan pengeboran proyek MRT bersama Presiden Joko Widodo, di Patung Pemuda Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (8/10/2015).
Basuki memastikan akan langsung membongkar jalur lambat di sepanjang Sudirman-Thamrin setelah pembangunan MRT rampung pada tahun 2018 mendatang. Nantinya trotoar di sepanjang jalan itu juga akan dilebarkan.
Pelebaran trotoar itu untuk menunjang pembangunan stasiun integrasi Dukuh Atas pada tahun 2018. "Sekarang kita bayangin di Dukuh Atas, orang-orang akan jalan kaki lebih banyak kan sampai ratusan ribu orang. Bongkar jalur lambat, perlebar trotoar, pohon-pohon di jalur lambat akan kami buang dan enggak ada motor lewat," kata Basuki.
Kawasan Dukuh Atas direncanakan akan menjadi titik pertemuan dari berbagai moda transportasi massal. Mulai dari kereta rel listrik commuter line, bus transjakarta, MRT, light rail transit (LRT), hingga kereta Bandara Soekarno Hatta.
Menurut Basuki, semua rencana itu baru akan terlaksana jika proyek MRT rampung dikerjakan. "Kalau MRT belum selesai, nanggung kerjanya. Ini pengeborannya baru akan selesai mungkin akhir 2016," kata Basuki.
Sementara itu Presiden Jokowi mengaku senang karena TBM (tunnel boring machine) yang diberi nama Antareja sudah mulai bekerja.
Lebih lanjut, Jokowi mengatakan, saat ini Indonesia memasuki peradaban baru, dengan memiliki transportasi massal bawah tanah. Hal ini menjadi sejarah baru bagi transportasi Indonesia, khususnya Jakarta.
"Ini peradaban baru, kita mememasuki peradaban baru, transportasi massal di bawah tanah, termasuk regulasi-regulasi. Semua baru, ruang bawah tanah seperti apa, ini sejarah. Saya ingin pekerjaan subway MRT tidak ada masalah," kata Jokowi.
Selama kurang lebih 45 menit, mantan pasangan Gubernur-Wakil Gubernur DKI itu meninjau pengeboran bawah tanah. Setelah meninjau pengeboran bawah tanah, keduanya juga menyaksikan pembuangan tanah hasil pengeboran ke kolam yang telah disiapkan.
Tanah tersebut nantinya akan dibuang ke Taman Pemakaman Umum (TPU) Tegal Alur, Jakarta Barat. Tunnel boring machine (TBM) atau mesin bor Antareja ini, dioperasikan oleh kontraktor paket pekerjaan CP 104 dan CP 105 (Senayan-Setiabudi) yaitu SOWJ Joint Venture yang terdiri dari Shimizu, Obayashi, Wijaya Karya, dan Jaya Konstruksi.
TBM tersebut memiliki dimensi dengan diameter 6,7 meter dan memiliki berat 323 ton. Diperkirakan masa pengerjaan konstruksi jalur terowongan bawah tanah MRT dengan menggunakan mesin bor bawah tanah akan berlangsung mulai September 2015 hingga Desember 2016.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.