Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat "Gas Beracun" di Muara Sungai Terseret ke Laut Jakarta...

Kompas.com - 01/12/2015, 06:50 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan ribu ikan mati dan terdampar di sepanjang Pantai Ancol, Jakarta Utara, Senin (30/11/2015).

Total, sekitar 750 kilogram ikan-ikan mati tersebut diangkut dari pantai menuju ke tempat pembuangan sampah untuk dibakar.

Ikan-ikan mati tersebut ditemukan pertama kali oleh kepolisian dari Direktorat Pol Air Polda Metro Jaya pada Senin pagi.

Saat itu, kepolisian sedang melakukan patroli dan melihat kejanggalan kematian dari puluhan ribu ikan di sepanjang Pantai Ancol.

Dua hari sebelum ikan-ikan di laut Ancol mati, air laut di sekitaran pantai berubah. Warna air laut terbagi menjadi dua, yakni cokelat dan bening.

Fenomena tersebut berlangsung selama dua hari hingga hari Minggu 29 November 2015.

"Perbedaannya kontras. Biasanya warnanya kan bening. Nah ini kayak ada garis pemisahnya," kata Kasubdit Gakkum Direktorat Pol Air Polda Metro Jaya Komisaris Edi Guritno, Jakarta, kemarin.

Lumpur Beracun
Pemprov DKI Jakarta ikut turun tangan dalam meneliti fenomena tersebut. Lewat Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan (KPKP) DKI, pemerintah mencoba membedah permasalahan yang dianggap fenomena tahunan tersebut.

Kepala Bidang Perikanan Dinas KPKP Liliek Litasari mengungkapkan air laut di Ancol sudah terkontaminasi sejak Jumat (27/11/2015).

Kemarau panjang yang disusul hujan deras pada hari Jumat hingga Minggu membuat lumpur di muara sungai di Jakarta teseret arus ke laut.

"Ini fenomena rutin setiap habis kemarau panjang lalu hujan. Fenomenanya, lumpur ikut ke laut. Lumpur ada limbahnya yang mengandung H2S (Hidrogen Sulfida), semacam gas beracun," kata Liliek.

Racun dari lumpur merupakan akumulasi dari bermacam limbah di sungai Jakarta. Liliek mencontohkan di antaranya pembuangan sampa sembarangan dan beberapa bengkel yang menuangkan oli dan lainnya ke sungai di Jakarta.

Beberapa waktu lalu Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama 'Ahok' mengatakan 13 sungai di Jakarta sudah tercemar oleh limbah. Pencemaran tersebut membuat ikan-ikan mati.

"Sekarang di tepi laut masih banyak ikan enggak? Enggak. Itu karena reklamasi atau karena pencemaran 13 sungai? Saya mau tanya dulu, gara-gara (pencemaran) 13 sungai," kata Ahok, Kamis (12/11/2015).

Menuntut langkah tegas
Manajer Unit Penanganan Bencana Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Mukri Friatna mengungkapkan pencemaran 13 sungai di Jakarta sudah tak terelakan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Gibran Rakabuming Sumbang Sapi Seberat 500 Kg ke Masjid Agung Al-Azhar

Gibran Rakabuming Sumbang Sapi Seberat 500 Kg ke Masjid Agung Al-Azhar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com