Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Survei bila Ahok "Diadu" dengan Adhyaksa dan Ridwan Kamil

Kompas.com - 12/12/2015, 20:00 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Populi Center merilis hasil survei terkait tingkat elektabilitas sejumlah tokoh terkait pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017. 

Peneliti Populi Center, Nona Evita menuturkan, salah satu poin dalam survei itu adalah elektabilitas tiga tokoh bila saling berhadapan (head to head), yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Adhyaksa Dault, dan Ridwan Kamil.

"Kami memasangkan atau mengadu, Ahok dengan sejumlah tokoh. Kami menanyakan jika Pilgub DKI dilakukan, dengan dua nama berikut. Siapa yang paling pantas dipilih," kata Nona di Jakarta, Sabtu (12/12/2015).

Dalam survei tersebut, Nona memaparkan, Populi Center "mengadu" Ahok dengan Ridwan Kamil dan Adhyaksa Dault secara terpisah.

Saat diadukan dengan Adhyaksa, Ahok dipilih masyarakat DKI sebanyak 52,8 persen sedangkan Adhyaksa 13,2 persen. Sedangkan 28,5 persennya menyatakan belum memutuskan.

Sementara itu, saat diadukan dengan Ridwan Kamil, masyarakat DKI yang memilih Ahok sedikit berkurang, yaitu 47,2 persen dan Ridwan dipilih 24 persen orang. Adapun, 23,5 persennya menyatakan belum memutuskan.

Diwawancarai terpisah, peneliti Populi Center lainnya, Dimas Ramadhan, mengatakan, Adhyaksa memang berada di peringkat kelima pada hasil survei elektabilitas tokoh yang dilakukan Populi.

Namun, tokoh yang berada di peringkat ketiga dan keempat secara berurutan adalah Tri Rismaharini dan Rano Karno yang keduanya bukan calon gubernur DKI Jakarta.

"Risma kan sudah di Surabaya," kata Dimas.

Populi Center juga memberikan pertanyaan kepada responden terkait dua kasus yang menyeret nama Ahok, yaitu kasus pengadaan uninterruptible power supply (UPS) dan kasus indikasi korupsi pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras.

Dari survei yang dilakukan, 46,2 persen masyarakat DKI tak percaya Ahok terlibat kasus pengadaan UPS dan 38,5 persennya tak percaya Ahok terlibat kasus indikasi korupsi pembelian lahan RS Sumber Waras.

Adapun masyarakat DKI yang percaya Ahok terlibat kedua kasus tersebut masing-masing hanya 13,2 persen dan 16,2 persen.

Survei Populi dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan 400 responden di enam wilayah DKI Jakarta, yaitu Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Kepulauan Seribu yang dijalankan pada 1 hingga 7 Desember 2015 dengan proporsi gender 50:50.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com